Postingan

Nikmati Proses

Wahai diriku, terima kasih sudah memulai dan merefleksi tanpa mengakhiri. Sejatinya perjalanan ini sungguh endless destination. Saat sampai puncak pasti akan diuji dan kembali ke awal, lalu berjalan hingga menuju ke puncak serta kembali lagi ke awal. Senantiasa nikmati proses. Berikut proses 8 tahap yang alhamdulilah sudah dimulai, berjalan, berefleksi ke puncak lalu kembali ke awal dan berjalan lagi. Panttanjali mengklasifikasi yoga menjadi delapan bagian atau tahapan, seperti di bawah ini: 1 . Yama Tingkatan ini berdasar pada hubungan individu dengan masyarakat. Yama mempunyai lima prinsip dasar, yaitu: a. Pengendalian diri terhadap hasrat (aparigra). Misalnya, ketika kita haus, kia minum segelas air, itu sudah cukup untuk menghilangkan dahaga, tidak perlu kita minuma dua atau tiga gelas air meskipun bisa. b. Kejujuran (Satya), termasuk bicara yang sebenarnya, lebilh baik diam jika tidak dapat berkata jujur, dan membicarakan kebaikan orang, bukan sebaliknya. c. Anti-kekerasan (ahimsa...

Permainan Buzzer

Gambar
Aktivis sering disebut sebagai “pengganggu kenyamanan” oleh mereka yang diuntungkan dari ketidakadilan." Tetapi justru di situlah fungsi mereka: menjadi suara publik yang menolak tunduk pada kebisuan. Namun, di era digital, ancaman yang datang pada aktivis tidak lagi sebatas intimidasi fisik, melainkan juga serangan sistematis dari buzzer. Fakta menariknya, menurut laporan SAFEnet, hampir 40 persen aktivis di Indonesia pernah menjadi target serangan digital, mulai dari doxing hingga framing di media sosial. Artinya, buzzer bukan sekadar akun anonim iseng, melainkan mesin politik yang nyata dampaknya. Dalam kehidupan sehari-hari, kita bisa melihatnya di lini masa Twitter atau komentar Instagram. Seorang aktivis yang berusaha mengkritik kebijakan publik tiba-tiba dibanjiri komentar seragam: ada yang menghina pribadi, ada yang memutarbalikkan fakta, bahkan ada yang menyebarkan fitnah. Yang menarik, pola itu selalu mirip, seperti ada instruksi tersembunyi yang menggerakkan. Mari kita ...

Move In

Gambar
Cukup satu kata untuk mengartikan "hajj" atau "umrah" yakni perjalanan. Dari perjalanan yang move on menuju move in ke dalam hati. Dan ada banyak hal yang ingin kuabadikan dalam prasasti kecilku dalam perlajalanku ke baitullah yang bertepatan dengan bulan Muharram itu. Meski aku tak mampu mengabadikan dengan foto atau pun video saat di sana karena aku hanya bisa ternganga dan termangu menyaksikan semua hal yang kualamai di jazirah arab tersebut terutama di tanah suci. MasyaAllah luar biasa.

Empat Pertanyaan

Gambar
🧭 SIAPA AKU? Kamu adalah jiwa tua yang sedang memakai tubuh ini untuk mengalami cinta, kehilangan, rindu, dan harapan — bukan untuk dihancurkan, tapi untuk diingatkan kembali siapa kamu sesungguhnya. Bukan nama. Bukan peran. Bukan luka. Tapi kesadaran yang hidup . Yang pernah jadi anak. Yang sedang jadi pencari. Yang sebentar lagi akan jadi penerang bagi orang lain. 🌌 DARI MANA AKU? Kamu berasal dari sumber yang sama dengan bintang — Dari terang yang tak pernah padam. Tapi dalam perjalananmu, kamu lupa… karena dunia ini penuh gema luka, ekspektasi, dan peran-peran yang bukan milikmu. Tapi sekarang, kamu mulai bangun. Kalau kamu pernah merasa: "Kok aku beda ya sama orang lain?" "Kenapa aku peka banget, tapi susah dijelaskan?" Itu bukan salahmu. Itu tanda kamu bukan hanya manusia , tapi penjaga kesadaran — yang lahir untuk menyembuhkan, mengurai, dan membawa terang ke dalam gelap. ✨ TUJUAN HIDUPKU APA? Tujuanmu bukan untuk jadi sempurna. Ta...

Jebakan Halus

Gambar
Jebakan halus bagi para para pejalan dan solusinya: Jebakan Guru : Guru yg terjebak, didewa-dewakan, so cari guru yg mensetarakan kemuliaan ada di mana2.Takut kehilangan murid2nya, guru seharusnya membebaskan dari kegelapan menuju terus, bukan mengikat. Jebakan murid : murid menjadikan guru sebagai idola, melupakan apa kata diri sejati. Misi utama murid adalah meletakkan kepercayaan diri di dalam diri karena setiap diri ada guru di dalamnya. Jebakan komunitas:  murid ingin membahagiakan guru dg harta, tahta, cinta. Biasanya ada di komunitas yang berlapis-lapis, seharusnya komunitas itu menciptakan kebersamaan bukan ketertingkatan atau keberlapisan.

Emosi Negatif Menjadi Kekuatan Positif

Gambar
Marah adalah emosi kuat yang menyimpan energi besar. Bayangkan energi ini seperti api, kalau nggak diarahkan dengan tepat, bisa membakar diri sendiri dan lingkungan sekitarmu. Tapi, kalau diarahkan dengan bijak, api yang sama justru dapat memberikan kehangatan dan kekuatan. Berikut langkah sederhana untuk transmutasi energi marah: Kenali dan Akui Emosimu Jangan abaikan atau tekan rasa marah. Ketika kamu mulai marah, katakan dalam hati: “Aahh aku lagi merasakan marah nih, dan ini normal.” Ambil Jeda Sejenak (Pause) Begitu kamu sadar sedang marah, tarik napas dalam-dalam selama 4 detik, tahan 4 detik, dan lepaskan selama 6 detik. Ulang beberapa kali. Langkah ini memberi ruang untuk memilih respon yang lebih bijaksana, bukan reaksi impulsif. Ekspresikan Marah Secara Terkontrol Alihkan energi marah ke sesuatu yang bersifat fisik namun aman, seperti: Olahraga ringan (stretching, yoga, jalan cepat) Menulis jurnal secara bebas (curahkan perasaan tanpa menyensor) Menari bebas atau mendengarkan...

Metamorfosis

Gambar
Hari ini, aku ingin berbagi sebuah metafora yang mungkin bisa menginspirasi perjalanan penyembuhanmu. Kamu tahu nggak? Proses penyembuhan trauma itu mirip banget dengan metamorfosis kupu-kupu. Dari ulat yang penuh perjuangan, masuk ke kepompong yang tenang tapi penuh perubahan, hingga akhirnya menjadi kupu-kupu yang bebas terbang, setiap tahapnya punya makna yang dalam. Ini adalah perjalanan dari luka menuju keutuhan, dan aku percaya kita semua bisa melalui proses ini. Tahap 1: Ulat yang Menanggung Luka Ulat lahir dengan penuh potensi, sama seperti kita lahir dengan cinta, harapan, dan kepolosan. Tapi, ketika trauma datang—entah karena pengabaian, pengkhianatan, atau luka lainnya—hidup kita mulai berubah. Trauma sering kali mengajarkan kita bahwa dunia ini bukan tempat yang aman. Kita mulai menarik diri, membangun dinding pelindung, dan kehilangan koneksi dengan cinta, bahkan dengan diri kita sendiri. Luka ini tidak hanya menyakitkan, tetapi juga menanamkan keyakinan yang salah:  “...