Postingan

Tujuan & Asesment

Gambar
Kebersamaan dua hari bersama beliau-beliau sungguh membuatku kembali membuka refleksi hidup yang selama ini senantiasa bergelut di dunia pendidikan. Dunia pendidikan dalam tulisan refleksiku kali ini tidak terbatas pada lingkup akademis bangku sekolah maupun kuliah. Hanya saja akan lebih mengarah pada proses perjalanan hidupku sebagai manusia yang senang sekali belajar sejak kecil. Cerita ibuk, waktu kecil aku senang sekali menulis meski belum bisa menulis, jadi hanya tulisan sandi rumput yang lurus tanpa belok-belok dan tak bisa dibaca, hahahaha. Lalu aku juga suka bergaya di depan cermin sambil berlenggak-lenggok yang kemudian ibuku menyarankanku untuk mengikuti ekskul tari sejak TK. Hanya saja kuhentikan saat aku mulai berhijab, serasa malu atau kurang nyaman jadinya karena aku mulai paham izzah seorang perempuan.  Aku juga suka sekali menjadi pioner, teladan atau apapun itu harus yang terbaik. Bahkan pernah saat nilai bahasa Jawaku nol maka aku seharian belajar bahasa Jawa gak mela

Letting Go: Perasaan dan Kemampuan Menjual

Gambar
Karena penjualan adalah bagian dari banyak pekerjaan, baik yang melibatkan produk, ide, layanan pribadi, sungguh bermanfaat untuk melihat hubungan antara tiga level kesadaran dasar dan kemampuan menjual itu sendiri.  1. Kelembaman Kondisi terendah yaitu kelembaman diatur oleh perasaan apati, duka cita dan ketakutan. Tenaga penjualan yang berada di level ini sering ditolak produknya oleh calon pembeli. Ini langsung mengarah pada pikiran negatif seperti," mereka tak menginginkan produkku." Sifat dasar dari aktivitas penjualan memampang mereka pada penolakan dan kekecewaan. Untuk sementara waktu mereka mungkin lepas dari perasaan-perasaan ini ketika ngopi atau bercengkrama dengan karyawan lain. Akan tetapi perasaan-perasaan negatif telah merusak konsentrasi mereka dan mengurangi kemampuan untuk menghasilkan ide-ide yang berguna. Penghargaan pada diri sendiri yang rendah menciptakan kerentanan pada hilangnya keberanian dan harapan, yang pada gilirannya menciptakan bayangan tentan

Letting Go: Perasaan dan Pengambilan Keputusan

Gambar
Sejatinya tulisan ini tidak dapat meringkas buah karya David R. Hawkins. Hanya saja dari sekian ratus halaman Letting Go, ada point tertentu yang sangat related dengan semua insan di setiap detik hembusan nafas kita yakni terkait perasaan dan pengambilan keputusan. Berikut ringkasan tersebut. Selamat menyimak dan menyelami ya  Kita dapat menyederhanakan level-level kesadaran menjadi tiga kondisi utama : lembab, energetik dan damai. (Secara lengkap saya tampilkan di tabel bawah,silakan dicermati.) 1. Kondisi pertama- kelembaman- mencerminkan tingkat emosional dari apati, dukacita dan ketakutan. Sifat dari perasaan-perasaan ini mengganggu konsentrasi. Tatkala pikiran dan perasaan negatif ini mengalir, sulit bagi mereka untuk mengambil keputusan. Terkadang mereka memilih menunda untuk mengambil keputusan sampai merasa lebih baik. Di lain waktu, mereka berlanjut untuk mengambil keputusan yang dipikir akan menjawab pertanyaan atau menangani sebuah situasi. Sayangnya keputusan yang dihasilka

Core Values: Ngelmu Nglakonine Kanthi Laku

Gambar
Core value yang dipaparkan saat MPLS mengajakku kembali menelaah perjalananku dalam mengarungi sekolah kehidupan. Dan tulisan yang bergenre reflektif ini pastinya ada subyektivitas penulis tidak bisa dihindari. Meskipun begitu saya akan merefleksikan secara objektif dengan bertitik tumpu pada kesadaran kita sebagai manusia yang memiliki amanah untuk menjadi hamba dan khalifah di bumi ini. Semoga uraian ini dapat menjadi jalanku untuk mudah menerapkannya, ngelmu nglakonine kanthi laku. Berikut core value yang saya refleksikan dalam laku hidupku: 1. Respect. Sering kali kita mendengar kata respect atau menghormati.  Respect ini akan dapat dimulai dengan kita menghormati diri kita sendiri, orang lain dan lingkungan. Untuk menghormati diri sendiri dapat diejawantahkan dengan mencintai diri sendiri, menerima kelebihan serta kekurangan diri, memahami keterbatasan diri dan senantiasa menyadari makna diri atau tujuan hidup kita di bumi ini. Jika respect kepada diri sudah sesuai takaran maka ki

Harap Tenang, Ada Ujian

Gambar
Hidup yang bernilai adalah hidup yang diuji, begitu sepenggal qoute  dari Socrates yang pernah aku dengar saat ngaji di MJS. Dalam konteks ini bukan berarti kita menantang untuk selalu mendapatkan ujian dalam hidup, lebih tepatnya yakni senantiasa merefleksikan diri atas apa yang telah dipelajari, dialami dan dihayati dalam setiap detik-detik yang dijalani. Dengan merefleksikan diri maka secara perlahan-lahan kita akan mampu mengakui dan menerima kelebihan dan kekurangan yang kemudian diharapkan akan ada pembenahan dan perbaikan sehingga level kehidupan kita bisa meningkat. Seperti halnya yang dialami oleh murid-murid sekolah yang sekarang sedang menempuh asesment akhir semester kali ini yang membuatku jadi merefleksikan diri. Aku lihat mereka ada yang dengan tenang menyelesaikan soal-soal, ada pula yang mencari-cari kesempatan untuk tengok sana-sini, bahkan ada pula yang hanya termenung lalu tidur membiarkan lembar jawab kosong melompong. Tanpa mengurangi reduksi akan heterogennya jen

10 Traits of Highly Effective Schools

Gambar
FYI ini caraku belajar, setelah membaca buku agar daya retensinya semakin mendalam maka perlu menuliskannya. Plus hal ini merupakan buah didikan Bu Capri selama menjadi konsultan kami. Di sela-sela liburan idul fitri aku mulai fokus membacanya dan sekarang saat the first time at school i try to write it. Meski dalam aplikasi masih tertatih-tatih, its no problem. Semua dimulai dari langkah kecil, saat ini, sekarang dan di sini. Semoga dengan ikhtiar ini akan mempermudah jalanku untuk mempraktikkan ilmu dari buku tersebut. Aaaammmmmiiiinnnnn Dalam buku tersebut diuraikan 10 ciri sekolah yang efektif. Sepuluh indikator tersebut secara garis besar dapat dilihat dari daftar isi yakni kepemimpinan yang kuat dalam pengajaran, pengajaran berdasarkan penelitian, fokus, relasi berdasarkan kepercayaan, kolaborasi, harapan yang tinggi, kesempatan untuk belajar, keselarasan, hasil dan akuntabilitas.   Bab pertama, kepemimpinan yang kuat tidak hanya ditekankan untuk kepala sekolah melainkan semua ci

Menebus Rindu

Gambar
Hampir delapan bulan berlalu tanpa bimbingan Bu Capri. Serasa ada yang missing dalam mengarungi hari-hariku saat menginjakkan kaki di planet mars itu. Gak ada lagi foto-foto pembelajaran yang buat deg-degan tentang komen apa yang di dapat dari beliau.  Gak ada lagi deadline blog tiap pekan yang berisi 3-2-1 tentang program-program yang dijalankan di sekolah. Sungguh rindu yang berkecamuk atas semua itu. Namun perlahan-lahan aku tepis dengan tugas baruku di kesiswaan, lomba-lomba, OSIS plus baca buku the highest effective school, oleh-oleh dari studi banding ke Jakarta. Semoga bisa diterapkan ya, not just to read, but must take action. Kembali ke rasa rindu yang berkecamuk itu. Dan ternyata alhamdulillah di bulan Ramadhan yang penuh berkah ini rinduku tertebus. Dapat bersua lagi dengan Bu Capri plus Pak Esa, Bu Devi dan Mbak Ira putri Bu Devi. Sungguh pertemuan yang unpredictable karena kondisi semesta yang kurang bersahabat karena ada si Komo lewat di mana-mana alias banjir. Setiap per