Malming Kita

Kutulis refleksi kali ini setelah membaca blog salah satu dari kita yang sudah lebih dahulu menuliskan tentang aktivitas di malam minggu kemarin meski belum ada instruksi dari pimpinan. Saya akui memang butuh teladan terlebih dahulu sebelum melakukan sesuatu. Seperti menulis blog kali ini yang tidak saya tulis saat zoom berakhir pada malam minggu itu tetapi baru sekarang, sehari setelahnya. It's no problem ya, tidak ada kata terlambat dalam kamus kehidupanku sebelum detak jantung dan nafas ini terhenti. Berikut foto malming kita dengan aktivitas zoom bersama para wali murid dari SMP:

Sesuai dengan refleksi yang sebelum-sebelumnya, kali ini saya akan menulis tentang 3 hal yang sudah bagus, 2 hal yang perlu diperbaiki dan 1 hal yang dapat dilakukan untuk pertemuan-pertemuan zoom kita ke depan. Tentang 3 hal yang sudah bagus yakni yang pertama dalam kaitannya dengan ketepatan waktu yang alhamdulillah sudah mulai tertata sejak kita dimentori Bu Capri. Beliau memyarankan untuk membuka zoom di H-15 menit dan diselingi instrumen lagu terlebih dahulu. Kedua terkait dengan power point dan penjelasan dari Pak Sigit juga sudah bagus. Beliau menyiapkan PPT dengan matang dan berlatih di Sabtu itu sebelum malamnya menyampaikan ke para wali murid. Ketiga terkait dengan antusias orang tua yang ditunjukkan dengan banyaknya pertanyaan dan masukan yang diberikan. Para orang tua dari SMP begitu perhatian dengan pendidikan baik dari sisi akademis, bola maupun pembentukan karakter. Berbagai pertanyaan dari wali murid SMP akhirnya dapat membuat pihak stakeholder atau managemen yang hadir saat zoom tersebut angkat bicara untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang sebelumnya saat zoom de gan wali murid SMA beliau-beliau hanya diam menyimak.

Lalu tentang dua hal yang perlu diperbaiki yayakni terkait kesiapan dan kefokusan para ppemateri lainnya. Kesiapan itu dapat diperbaiki dengan memilih tempat yang sinyalnya mendukung agar suara yang terdengar dapat jelas dan kefokusan dapat diperbaiki dengan tidak melakukan aktivitas lain saat zoom berlangsung. Hal lain yang perlu diperbaiki yakni tentang pencahayaan para pembiacara yang rata-rata terlihat redup. Tips dari Gus Mau, rekan ahli media, agar saat zoom pencahayaannya bagus maka sebaiknya wajah kita menghadap ke sumber cahaya dan bukan membelakangi maupun berada di samping sumber cahaya.

Terakhir satu hal yang dapat dilakukan untuk pertemuan selanjutnya yakni adanya ice breaking virtual yang diharapkan dapat mencairkan suasana. Misal dengan tebak gambar yang mungkin dapat dilakukan sebelum atau sesudah acara berlangsung. Meski alokasi pertemuan zoom saat malming itu cukup 60 menit namun dengan adanya quesioner maka sepertinya sudah dapat menampung aspirasi maupun pertanyaan ortu. Jadi ice breaking tetap bisa berjalan sekitar 2-3 menit dengan syarat tidak ada kendala teknis. Maaf baru disampaikan ke sekarang karena baru kepikiran ide tentang ice breaking yang mungkin bisa dilakukan jika sudah ada qoesioner. Semoga di zoom-zoom ke depan ada selingan ice breaking. Aamiin. Sekian dan terima kasih atas zoom sudah mengisi aktivitas malming kita.😊🙇‍♀️


Komentar

  1. Contoh icebreaking virtual seperti apa bu

    BalasHapus
    Balasan
    1. ketahuan gak baca dg cermat😅 silakan jika berkenan dibaca ulang nggih Pak🙇‍♀️

      Hapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tabur Tuai : Oneness

Note from PKKS

Membuka Blokir