Keep Learning

Tuliasan kali ini belum melanjutkan ulasan yang berjudul "Kembali Pada Diri". Judul "Keep Learning" ditulis bukan hanya sebagai jargon yang sering diucapkan. Lebih tepatnya kutulis judul tersebut setelah menemani ibuk bertemu suaminya Dokter Lisa. Pasti yang rumahnya sekitar Pati kota tahu siapa beliau ya. 



Pesan beliau tak ada yang general dalam hal pemakaian behel atau gigi palsu atau apapun yang dipasang di mulut. Semua bersifat kasuistik dan kuncinya adalah kemauan untuk belajar bagi masing-masing individu sebagai pemakai alat-alat tersebut. Karena tidak dapat dipungkiri bahwa secanggih apapun ciptaan manusia pasti tidak akan menandingi ciptaan Allah yang sudah pas bagi makhlukNya. Dan saat memakai alat bantu yang notabene tiruan maka perlu penyesuaian-penyesuaian yang semua itu tergantung pada niat apakah mau belajar atau tidak.

Jadi semakin mantap bahwa manusia itu akan tetap berada pada level kemanusiaan jika memiliki hasrat belajar.  Sebaliknya saat sudah malas atau stagnan atau merasa sudah bisa maka sesungguhnya label "kemanusiaan" itu secara sukarela atau pun terpaksa pasti sudah tercerabut. Dengan kata lain mungkin akan turun level jadi kebinatangan atau kesetanan atau keiblisan. Tentu orang yang waras dan sadar tidak akan rela turun pada level-level tersebut. So, keep learning is not just qoute, it's be action. Ngelmu iku kalakone kanthi laku. Bissmillah😊🙇‍♀️

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Menebus Rindu

Dari Tunggal Kembali Manunggal (Hikayat 1001 Malam)

Letting Go: Perasaan dan Kemampuan Menjual