Bermainlah


All the world’s a stage, all the men and women merely players. They have their exits and their entrances. And one man in his time plays many parts.

Dunia ini panggung sandiwara, semua perempuan dan laki-laki memainkan perannya. Mereka harus masuk dan keluar panggung. Dan setiap orang memainkan banyak peran.

----Shakespeare dalam As You Like It----

Dalam fase hidup kita ada ada dua bentuk permainan yakni permainan tak terbatas (infinite game) dan permainan terbatas (finite game).

Orang yang memainkan permainan infinite game akan bermain untuk bisa tetap bermain. Ia bermain untuk jangka panjang dengan aturan permainan yang terus berubah. Mereka yang menganut model permainan tak terbatas berkembang secara bertahap. Tidak rakus. Kadang menang, kadang mereka kalah. Tidak pusing dengan ranking. Tidak pusing dengan siapa yang nomor satu. Fokus utamanya terus berkembang lebih baik dari sebelumnya. Saingan utamanya adalah diri sendiri.

Di sisi lain, di dalam permainan finite game, orang bermain untuk menang. Ada aturan yang tetap, dan semua orang bermain untuk menang. Setelah pertandingan selesai, semuanya pun selesai. Mereka yang memainkan model ini, akan bergerak cepat dan ambisius. Ingin menjadi yang nomor satu. Ingin terus mengalahkan semua pesaing dan menguasai. Fokus utama adalah mengalahkan lawan. Untuk itu, mereka bersedia mengorbankan apapun jika diperlukan. Akibatnya, stamina mereka lemah. Setelah beberapa waktu, dan mungkin sempat menjadi yang nomor satu, namun mereka akhirnya akan menghilang. 

So bermainlah seperti pesan Driyarkara berikut ini;

“Bermainlah dalam permainan tetapi janganlah main-main! Mainlah dengan sungguh-sungguh, tetapi permainan jangan dipersungguh. Kesungguhan permainan terletak dalam ketidaksungguhannya, sehingga permainan yang dipersungguh tidaklah sungguh lagi. Mainlah dengan eros, tetapi janganlah mau dipermainkan eros (cinta). Mainlah dengan agon (semangat) tetapi jangan mau dipermainkan agon. Barang siapa mempermainkan permainan, akan menjadi permainan permainan. Bermainlah untuk bahagia tetapi janganlah mempermainkan bahagia” 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Menebus Rindu

Dari Tunggal Kembali Manunggal (Hikayat 1001 Malam)

Letting Go: Perasaan dan Kemampuan Menjual