Bahagia

Untuk apa hidup ini? Pasti manusia hidup ingin bahagia. Ini bukan jawaban normatif tetapi lebih tepatnya jawaban final dari tujuan hidup. Misal jika ada yang menjawab hidup agar bermanfaat maka akan dapat dikejar lagi dengan pertanyaan, untuk apa harus bermanfaat? Dan ujungnya agar bahagia.

Mungkin setiap orang memaknai bahagia dengan versi masing-masing. Misal anak kecil memaknai bahagia jika diberi mainan atau mendapatkan jajan yang diinginkan. Ada juga yang memaknai bahagia dengan punya banyak uang.  Bahkan berbeda pula dengan makna bahagia bagi orang yang sedang dirundung asmara maka bahagia menurutnya mungkin berbalas perasaannya.

Bertolak dari berbagai makna bahagia yang relatif, maka ilmu sains mencoba mengungkap sisi empiris dari bahagia agar dapat menjadi universal. Sampai saat ini masih dipercaya bahwa rasa bahagia dapat terpacu secara alami salah satunya karena ada hormon endorfin yang dihasilkan oleh kelenjar pituitari di otak. Hormon ini diproduksi sebagai respon bahan kimia otak yang disebut neurotransmiter.

Salah satu aktivitas yang dapat memicu produksi hormon endorfin yakni olahraga aerobik. Bukti riil malam ini menunjukkan bahwa gerakan mirip aerobik sungguh benar-benar memancarkan kebahagiaan. Mungkin alunan musik plus ekspresi gerakan yang ternikmati dan totalitas memberikan ruang bagi hormon tersebut.

Sekali pun makna bahagia itu relatif bagi setiap orang ternyata tetap dapat diuniversalkan dengan tanda-tandanya. Dan hormon endorfin sebagai pemicu rasa bahagia ini disediakan gratis bagi yang mau. Siapa yang ingin bahagia? 😄 


Komentar

  1. Bahagia memang berbeda-beda. Untuk bahagia bisa dilakukan dengan banyak cara, dan kesemua cara itu benar, selama tidak merugikan orang lain

    BalasHapus
  2. cara bahagia itu berbeda kan bu? jadi kita tak bisa menghakimi seseorang dengan cara bahagia yang aneh, asal dia tak merugikan orang lain, i think it's fine

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sepakat, cara bahagia boleh berbeda, yg pasti masih terikat dalam kemanusiaan😊🙇‍♀️

      Hapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Menebus Rindu

Dari Tunggal Kembali Manunggal (Hikayat 1001 Malam)

Letting Go: Perasaan dan Kemampuan Menjual