Folklore Yin Yang

Setelah baca tulisan "SENYUMIN" yang mungkin penanya ingin menyampaikan pesan yang ditujukan untukku agar lebih fleksibel, ditambah dengan diskusi saat jamuan makan siang tadi plus saran dari salah satu kawan agar diri ini lebih sedikit lentur maka kucoba kembali mendengarkan rekaman Folklore Yin Yang sambil kuabadikan dalam prasasti ini.

Ada dua orang sahabatnya namanya Yin dan Yang. Mereka dikenal sebagai orang yang pandai, berbudi luhur, berjiwa besar, penuh dengan kasih sayang. Hanya saja mereka memiliki pemahaman yang berbeda terhadap ajaran Taoisme.

Mereka ini secara teratur saling berdiskusi, mencari mana pemahaman agama yang paling benar. Namun, perdebatan tak kunjung usai. Masing-masing kukuh dengan pandangan dan prinsip mereka sendiri.

Akhirnya tercetus kata-kata Yin : " Ah seandainya engkau adalah aku, tentu akan bisa memahami apa yang ingin kusampaikan." Yang juga menjawab : " Aku juga berpikir begitu. Tapi bagaimana kita bisa bertukar diri?"

Akhirnya mereka menyepakati bahwa Yin akan fokus mempelajari pandangan Yang dan Yang akan fokus mempelajari pandangan Yin. Diputuskan setelah 40 tahun mereka akan bertemu kembali. 

Karena mereka memang sungguh-sungguh ingin memahami dengan sepenuh hati, maka mereka pun belajar dengan mendalam dan terbuka, tidak malah mencari-cari kesalahan untuk menyerang temannya.

Setelah 40 tahun, mereka yang sudah menua pun bertemu di tempat yang dijanjikan. Dalam pertemuan itu, mereka hanya saling pandang, saling tersenyum. Kemudian saling memeluk dan berkata : "Saudaraku, kau selalu dalam aku, dan aku dalam engkau."

Sejak saat itu tak ada lagi diskusi, melalui pelukan itu mereka saling memahami tanpa harus susah payah merumuskan dan mencari.

Selamat menyimpulkan Folklore Yin Yang di atas sesuai versi masing-masing ya. Semoga semakin saling memahami. 🙏

Komentar

  1. Mencari pembenaran diri sejatinya tidak berguna. Cobalah melihat hal-hal dari kacamata yang berbeda dan wawasan kita akan bertambah

    BalasHapus
  2. melihat dari dua sisi yang berbeda

    BalasHapus
  3. apakah saran sekarang bisa menjadi kata "menyerang"? mungkin folklore akan dapat menjawabnya

    BalasHapus
    Balasan
    1. saran apa sekarang itu, maaf saya kurang paham✌🙇‍♀️

      Hapus
  4. Intinya dilakukan dengan tindakan, bukan hanya kata

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Menebus Rindu

Dari Tunggal Kembali Manunggal (Hikayat 1001 Malam)

Letting Go: Perasaan dan Kemampuan Menjual