Prejudice

Prejudice atau cara pandang awal atau anggapan sementara atau prasangka ikut menentukan laku kita. Misal jika kita menganggap tak ada keikhlasan atau ketulusan di dunia ini maka sekalipun ada yang beramal dengan ikhlas pastilah cara pandang kita belum bisa menerima. Atau minimal ada prejudice yang mempertanyakan keikhlasan amal itu. 

Walaupun prejudice yang berada di ranah pemikiran bukan harga mati alias bisa berubah seiring pengalaman dan wawasan kita, hanya saja untuk mem-brainwashnya tidak semudah membalik telapak tangan. Seperti wadah untuk menampung air.  Wadah diibaratkan memori otak yang mengandung prejudice dan air adalah pengalaman serta wawasan yang diperoleh. 

Untuk menetralkan prejudice maka wadahnya perlu dibersihkan atau dikosongkan terlebih dahulu sebelum menerima pancaran air yang jernih. Memang riweh dan perlu ketelatenan plus me time untuk senantiasa membersihkannya agar prejudice tak memperkeruh atau menyilaukan pancaran air yang diterima oleh wadah. Bersih-bersih yuk🙇‍♀️

Komentar

  1. Menurut saya, prejudice adalah satu langkah menuju kekeliruan. Sangat berbahaya untuk berasumsi tanpa adanya fakta yang mendukung

    BalasHapus
  2. ilmu, senjata untuk mengurangi prejudice, ilmu untuk lebih mengenal, ilmu untuk bertindak, ilmu untuk menyimpulkan. Prejudice apakah salah? tentu tidak.

    BalasHapus
    Balasan
    1. prejudice itu fitrah tapi bukan untuk pembenaran😊

      Hapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Menebus Rindu

Dari Tunggal Kembali Manunggal (Hikayat 1001 Malam)

Letting Go: Perasaan dan Kemampuan Menjual