Awam Saja Belum Bisa
Bagaimana aku bisa berbangga
Menjadi awam saja belum bisa
Awam itu
Pasrah tanpa keluh kesah
Meski tak mampu mencerna arah
Juga sadar akan jiwa
Tak mampu menjangkau makna
Sedang aku hanya berlagu
Bergaya seolah sudah bisa segala
Bagaimana aku bisa merasa tinggi
Di hadapan awam saja
Tak memiliki posisi lebih
Awam itu
Kesadaran akan diri yang belum paham
Keinginan diri untuk lebih mendalam
Sedang aku hanya berlagak
Seolah mengerti
Padahal hanya mengulang kata mengutip arti
Bagaimana aku merasa lebih benar
Sedang dibanding awam saja
Nilaiku tak lebih berharga
Awam itu
Menjalani meski belum mendalami
Mengalami meski belum mampu menghayati
Sedang aku, hanya mondar-mandir ke sana ke mari
Meneriakkan ceramah membunyikan teori
Mengajak, mengajar, menasehati
Tanpa satu pun pernah dijalani
Selain hanya drama
Menipu orang menipu diri
Bagaimana aku bisa berbangga
Menjadi awam saja belum bisa
----Fahruddin Faiz dalam Terjemah Rasa----
*Mengenang sematan murobbiyah-musrifah-ustadzah pada diri ini yang masih belum paham dan kurang tahu diri, bagaimana kumampu menunaikan sematan itu, awam saja belum bisa, mesti senantiasa belajarπββοΈπββοΈπββοΈ
Tingkat kesadaran tertnggi adalah sadar bahwa banyak hal yang tidak kita mengerti
BalasHapussudah kuduga ini pasti ada hubungannya dengan pak faiz, eh beneran hehe
BalasHapusApakah harus menjadi awam untuk berbangga?
BalasHapusuntuk menyadari keterbatasan diri alias ngrumangsani insun niki sinten leh? menungsa biasa, mboten malaikat, mboten dewa, mboten nabi, mboten gusti Allah, nggih mboten kewan napa malih setan.
HapusMembayangkan Bu Dwi baca ini dengan ekspresif
BalasHapus