Sedikit Banyak Syukur: Rehat

Rehat, satu kata yang diidamkan untuk dapat merefresh kepenatan. Bahkan tidak sekedar tentang melepas kepenatan, dengan rehat atau waktu luang merupakan salah satu nikmat yang kadang baru tersadari dan tersyukuri ketika semua deadline sedang berada di ujung tanduk. 

Sedikit banyak saya sangat bersyukur dengan rehat empat hari yang lalu. Mengapa sedikit? Bukan masalah waktu yang sedikit. Sedikit syukurku dalam arti ini ternyata rehatku juga memantik kecemburuan. Karena ada pihak yang belum tentu tahu secara pasti tentang apa aktivitas rehatku selama empat hari ini, jadi cukup saya sedikit bersyukur saja dalam konteks ini. Semoga kecemburuan yang sedikit kusyukuri ini akan menjelma menjadi garam yang hanya diperlukan sedikit untuk melezatkan muamalah kita.

Banyak syukur atas rehat ini saya kontekskan dalam produktivitas di rumah dan ketertunaian amanah-amanah yang lain. Mulai dari menemani ibu, webinar malam hari, ngurus TK dan ini-itu, meramaikan maulid nabi, berkunjung ke rumah harapan Mbak Indri, menyelesaikan adsministrasi sekolah. Syukur banyak atas nikmat waktu rehat dalam konteks ini.

Komentar

  1. Mereka tak perlu tahu, tunjukan saja bahwa kita mampu jadi pendidik yang baik yg terus belajar

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Menebus Rindu

Dari Tunggal Kembali Manunggal (Hikayat 1001 Malam)

Letting Go: Perasaan dan Kemampuan Menjual