Kembalikan pada Sang Maha Memiliki

Mungkin ulasan kali ini serupa tetapi tak sama dengan tulisanku yang berjudul "Semua Tentang Rasa Memiliki". Di tulisan tersebut terlalu bernuansa qalbu, sedangkan di ulasan "Kembalikan pada Sang Maha Memiliki" lebih mengandalkan rasio. Mengapa begitu? Yupz, corak tulisanku ternyata cukup dipengaruhi tempat beraktivitas sehari-hari. Dulu ku tulis "Semua tentang Rasa Memiliki" saat sebagian besar hidupku berada di planet Venus. Dan sekarang takdir membawaku ke planet Mars.

Kembalikan pada Sang Maha Memiliki mengandung arti tidak ada hak dan kewenangan bagi kita untuk terlalu melekat atau terikat dengan apapun itu. Konteks keterikatan yang dimaksud dalam hal ini adalah sesuatu yang tidak abadi. Dengan kata lain sesuatu yang tidak abadi itu pasti berbau duniawi, baik yang material maupun immaterial.

Sekali pun ada yang menyangkal bahwa tidak ada yang abadi kecuali Sang Maha itu memang benar. Hanya saja dalam keterjangkauan ilmu kita sebagai manusia biasa ada sisi-sisi yang abadi dan tak akan putus. Contohnya seperti hubungan orang tua dan anak; memantu dan mertua; sahabat yang saling berkasih sayang karena Allah. Hal ini dikarenakan untuk contoh-contoh tersebut sudah termaktub dalam Al Qur'an maupun sunatullahNya.

Kembali pada topik mengembalikan pada Sang Maha Memiliki tentang sesuatu yang tidak abadi itu ada tahapan yang perlu dilalui. Tahap awal dan mungkin ada dalam setiap tahapan yang akan kita lalui yakni memfokuskan niat. Jika niat kita benar-benar untuk yang abadi maka yang tidak abadi akan tersingkirkan perlahan-lahan. 

Selanjutnya adalah proses pengembalian itu sendiri yakni dengan mengenali tanda-tanda dari sesuatu hal yang abadi atau tidak. Dengan begitu kita dapat mengembalikan yang tidak abadi kepad Sang Maha, apakah itu secara sukarela atau terpaksa.

Dan yang terakhir berupa pendekatan kepada Sang Maha. Sekalipun pengembalian kita dengan terpaksa maka tahap akhir ini tetap akan memperpendek jarak kita untuk menuju Sang Maha. Dan tentunya kita ingin mengembalikan yang tidak abadi dengan sukarela dan fokus niat kita tetap untuk yang abadi. Semoga🙇‍♀️🙇‍♀️🙇‍♀️

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Menebus Rindu

Dari Tunggal Kembali Manunggal (Hikayat 1001 Malam)

Letting Go: Perasaan dan Kemampuan Menjual