37 Tahun

Hari ini 8 Desember 2022, tepat 37 tahun pernikahan bapak dan ibuk. Pernikahan yang hanya dipisahkan oleh maut. Alhamdulillah keluarga kami utuh dan penuh warna. Cerita Ibuk awal menikah tanpa rasa cinta pada bapak. Ya bagaimana, bapak baru lulus STM melamar ibuk yang sudah lumayan mapan. Tidak ada harapan apapun dari Ibuk kecuali niat menggenapkan dien karena Allah. Dan cinta pun tumbuh seiring perjalanan pernikahan Bapak dan Ibuk. 



Berpindah dari rumah Mbah Bulik di Parenggran, adik dari ibuknya ibuk, ke rumah yang hanya sepetak. Cukup banyak perbedaan yang dialami ibuk. Secara tanggung jawab, bapak ingin sekali menunjukkan bahwa beliau dapat menafkahi ibuk. Sejak menikah, ibuk dilarang bekerja agar kami mendapatkan didikan penuh dari ibuk. Ibuk adalah madrasah kami yang utama dan pertama. 

Singkat cerita, setelah delapan tahun pernikahan, bapak dan ibuk dapat anugerah empat anak. Kami terlahir dalam waktu yang berdekatan sekitar 2 sampai 3 tahun. Masa kecil hingga kuliah pun tumbuh bersama karena bapak dan ibuk memilihkan UNS sebagai kampus tujuan. Bukan tanpa alasan, ya karena kembali ke kampung halaman ibuk di Solo.

Selama mengarungi bahtera rumah tangga, bapak dan ibuk sungguh dapat jadi teladan bagi kami. Saat ibuk tegas, bapak jadi tempat peraduan kami. Ketika bapak teguh prinsip, ibuk yang menenangkan hati kami. Saling melengkapilah, namanya juga jodoh. 

Persamaan watak ibuk dan bapak yakni sama-sama ulet dan suka belajar. Bayangkan, selama Bapak tidak ada penghasilan tetap maka Bapak memberikan hadiah rokok dari teman beliau untuk ditukar dengan beras. Tanpa malu, ibuk menukarkan rokok itu ke warung dekat rumah. 

Bapak dan ibuk mendidik kami agar tetap menjaga martabat. Meski kami tidak berlimpah harta atau pun sebaliknya, kami dididik untuk tetap memegang prinsip agar tetap ulet, rajin, terus belajar. Teladan dari Bapak meski sudah berkelapa lima, beliau masih semangat kuliah. Contoh dari ibuk suka membaca buku dan selalu "iplik" setiap hari. Tidak akan beristirahat kalau belum capek. Tandanya sehat kalau selalu beraktivitas, begitu kata Ibuk.

Terima kasih bapak dan ibuk atas semua yang telah diberikan kepada kami. Maaf atas segala khilaf dan salah kami, terutama saya yang dulu sering berdiskusi dengan bapak yang akhirnya anakmu ini menangis. Sungguh semua itu ternyata mengkuatkanku. 

Happy wedding anniversary, cinta  sejati Bapak dan Ibu jadi teladan kami. Semoga keluarga kita bisa berkumpul kembali di surgaNya. Aamiin ya Allah😍🙇‍♀️

اَللّهُمَّ اغْفِرْلِيْ وَلِوَالِدَيَّ وَارْحَمْهُمَاكَمَارَبَّيَانِيْ صَغِيْرَا




Komentar

Postingan populer dari blog ini

Menebus Rindu

Dari Tunggal Kembali Manunggal (Hikayat 1001 Malam)

Letting Go: Perasaan dan Kemampuan Menjual