Jatuh dan Rayakan

Di dunia yang semakin padat dan riuh, makin banyak orang merasa sepi dan sendiri. Orang-orang letih mencari telinga dan hati yang tulus untuk mendengarkan dirinya lebih banyak. Untuk tidak dinilai jelek karena ceritanya. Sesungguhnya pada saat seseorang jatuh pada lantai kehidupan, yang pertama dipikirkan adalah perasaan menjadi manusia paling malang di dunia. Hal kedua adalah berteriak kesakitan. Maka jalan terbaik untuk membantu adalah menghilangkan pikiran "paling malang sedunia" dan mendengarkan teriakannya. Sekali lagi mendengarkan. 

Aku juga pernah mengalami jatuh pada lantai itu lalu berteriak karena berpikir betapa kejamnya kehidupan. Jatuh karena bersandar pada hubungan yang rapuh. Lalu aku mulai mengalah, menerima,  mengakrabi persoalan dan merayakan apapun yang "terlanjur" terjadi. Semua itu membawaku untuk bersahabat dengan kehidupan yang dibangun atas tiga dasar : keyakinan, akal dan gairah. 

Keyakinan adalah mesin utama kehidupan. Kadang kala, pengalaman dan pengetahuan kita tiba-tiba lumpuh tidak dapat bekerja, hanya mesin keyakinan atau keimanan yang dapat bekerja. Keimanan adalah hal yang mendahului rincian nalar. Setelah kita terlibat dalam satu hubungan dengan satu atau beberapa orang, perkuat dengan rasa saling percaya dan penuh keyakinan bahwa inilah yang terbaik yang telah dikirim Allah kepada kehidupan kita.

Lalu dasar kedua, hidup ini tidak boleh lepas dari akal atau logika yang sehat. Tidak boleh lagi ada istilah "cinta gila" beredar di zaman semodern sekarang. Ayo buang segala cinta klasik yang membelenggu dan melemahkan. Banyak orang, terutama wanita sepertiku tergesa-gesa membuang segala kemuliaan berpikir yang diberikan Tuhan. Dan menutup hati dari ragam bisikan nurani yang masih jernih. Sudahlah, jangan mau akalmu tertutup lalu perasaanmu yang lemah masuk, membujuk rayu dirimu untuk berpikir bahwa kebahagiaanmu hanya bergantung pada hubungan itu saja. Hubungan harus dibangun bersama-sama dengan upaya mempergunakan akal dengan semestinya. 

Dasar ketiga yakni gairah, maksudnya segala polesan emosi nan indah, yang akan melingkupi hubungan kita. Jangan memandang sebelah mata akan peran sebuah hasrat. Hasratlah yang melahirkan rasa tanggung jawab, dukungan, penghargaan dan pikiran yang luas. Hasrat juga merupakan kesyukuran atas anugerah hidup ini. Ia juga menjadi kesabaran untuk menghadapi masa-masa sulit, rasa jenuh, keluh kesah, dan kesadaran tentang kasih sayang. Kasih sayang hanya akan abadi jika masing-masing dari kita berpikir bahwa segala yang telah diterima sangat berarti, sedangkan yang diberikan masih sangat kecil. Bukan sebaliknya.

Bisa jadi hubungan yang rapuh dan sering gagal bahkan menyisakan luka sangat dalam ternyata bukan karena tidak tahu apa yang harus kita lakukan sekarang. Tetapi lebih disebabkan tidak siap atau tidak menyiapkan apa yang berpotensi akan terjadi di masa depan. Itu sama artinya kita membaca kisah-kisah kehidupan yang dimulai dengan cinta yang indah dan tak terbayangkan sama sekali di akhir kisah akan berubah 180 derajat; tragis dan mengenaskan.

Hal-hal yang tidak terduga akan terjadi dalam hidup ini, maka mari persiapkan diri untuk menghadapi kemungkinan terburuk agar kita tidak terpuruk. Kita boleh jatuh, tapi lihat bagaimana orang-orang yang jatuh itu bisa bangkit lagi. Menemukan kehidupan baru yang lebih baik lagi. Dan sejarah masa kelam itu justru jadi peluru yang melesat tepat ke lingkaran kesuksesan. 

Mungkin apa yang sedang menjadi kegundahan-kegundahan saat ini, memang layak menjadi masa lalu yang harus dibiarkan berlalu sehingga hidup ini dapat berjalan lebih ringan. Mari bersamaku, merayakan setiap peristiwa. Percayalah bahwa alam raya telah didesain sedemikian rupa untuk bersekutu membahagiakan kita. 😊



*L_f_T


Komentar

  1. Kalau tahu tidak akan berakhir bahagia, apa bisa melepaskan ketika sedang indah-indahnya?

    BalasHapus
    Balasan
    1. tentu bisa bagi yang yakin, karena melepas berarti sudah menerima dan selesai dengan indah

      So "kalau tahu berakhir tak bahagia" itu soal paradoks manusia yang sok tahu😊

      Hapus
  2. Kita boleh jatuh, tapi lihat bagaimana orang-orang yang jatuh itu bisa bangkit lagi

    Nice quote

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Menebus Rindu

Dari Tunggal Kembali Manunggal (Hikayat 1001 Malam)

Letting Go: Perasaan dan Kemampuan Menjual