Waktu dan Kopi

Pada hari ini, kita mengawali aktivitas di sekolah dengan mengikuti pemaparan tentang chromebook dari Pak Arifin. Alhamdullah kita dapat ilmu plus langsung praktik mengoperasikannya. Kegiatan selanjutnya kita memperoleh pencerahan dari konsultan pendidikan SPSS, Dr. Capri Anjaya tentang pentingnya menulis jurnal harian, managemen waktu dan adaptivitas bagaikan kopi. 

Tentang jurnal harian, di awal kita diminta membaca artikel. Poin utama artikel tersebut tentang pentingnya menulis jurnal harian oleh diri sendiri dan ke depan perlu membiasakannya pada para siswa serta anak kita kelak. Dengan menulis jurnal kita dapat merangsang daya kreativitas dan menyalurkan ekspresi. Strategi Bu Capri agar kita mudah menulis jurnal yakni menghadiahkan buku planner dengan pilihan kita masing-masing. Alhamdulillah atas rezeki buku kali ini, terima kasih banyak Bu Capri.💖🙏

Sebagai brainstroming selanjutnya, kita melihat video singkat yang sungguh sangat mengena, "everything in time". Waktu itu sangat berharga serta tidak akan dapat diulang. Memang setiap dari kita mendapatkan jatah waktu yang sama, tidak memandang tua-muda, kaya-miskin, jelata-pejabat. Akan tetapi, managemen waktu dari setiap individu itu beragam. Salah satu tips dari Bu Capri dalam memanagemen waktu seperti membuat skala prioritas. Kita sebaiknya berlatih untuk membedakan antara hal yang penting-mendesak; mendesak-tidak penting; penting-tidak mendesak; tidak penting-tidak mendesak. Setelah paham dengan pentingnya membuat jurnal maupun memanagemen waktu, kita perlu membiasakan, menguatkan hingga akhirnya dapat konsisten.  

Tentang adaptivitas kopi, diawal kita diminta memilih tiga gambar yang berupa wortel, telur dan kopi. Dari tiga benda tersebut, ada pesan utama yang perlu jadi hikmah bagi kita seperti tidak boleh seperti wortel maupun telur tetapi kita perlu memilih untuk menjadi seperti kopi. Wortel dan telur akan berubah kondisinya setelah dicampur air dan dipanaskan. Dan hal ini berbeda dengan kopi. Setelah dicampur dengan air maupun dipanaskan, kopi memang dapat bercampur tapi tidak terlarut. 

Sebagai manusia kita perlu berproses untuk dapat adaptif sehingga bermanfaat bagi sekitar. Ibarat kopi yang harus digoreng lalu ditumbuk dan dituangi air panas baru akan dapat dinikmati, maka kita akan mengalami berbagai proses hidup sebelum dapat adaptif dan bermanfaat. Berbagai proses kehidupan akan terus berlangsung dan berulang kembali dalam setiap rentang  jatah waktu kita. Begitulah ulasan aktivitas kita kali ini, "Waktu dan Kopi". 



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Menebus Rindu

Dari Tunggal Kembali Manunggal (Hikayat 1001 Malam)

Letting Go: Perasaan dan Kemampuan Menjual