Rukun

Sore kemarin aku dan ibu pergi ke rumah sakit yang tergolong baru di tempat kami. Alhamdulillah bukan kami yang sakit. Kami ke sana untuk menjenguk tetangga yang masih saudara kami dan Pak Rozak, tetapi beliau tidak berkenan sepertinya. Sudah ditelpon berkali-kali tidak direspon. Saya chat beliau hanya dibaca. Ternyata beliau sudah di rumah dan alhamdulillah hari ini ikut ke Semarang bersama-sama.

Untuk saudara kami yang kami jenguk, biasa orang-orang disekitar memanggil beliau "Mbah Susini", hanya saja nama aslinya Mbah Parsini. Belajar dari nama yang doeble ini ternyata dapat menyusahkan pengurusan BPJS beliau. InsyaAllah ada jalan rezeki yang lain untuk hal itu.

Sudah 13 tahun beliau sakit dan hanya bisa tidur di kasur. Semua kebutuhan beliau mesti disiapkan oleh keluarganya. Alhamdulillah beliau dianugerahi anak yang lumayan banyak, sekitar 7 anak. Saat yang satu repot, yang lain menggantikan. Hanya saja ya mungkin dulu Mbah Sus untuk mendidik anak sebanyak itu perlu usaha ekstra. 

Sampai sore kemarin beliau masih belum sadarkan diri dengan kondisi yang menyanyat hati. Hanya saja detak jantung beliau masih ada, nafas juga masih berhembus. Semoga beliau lekas sembuh. Saya yakin beliau sepertinya masih menunggu anak-anak beliau yang akan datang dari luar pulau. Sungguh dahsyat kekuatan sang ibu untuk merukunkan semua anaknya. 



Obrolan aku dan ibuku pun berlanjut saat perjalanan pulang dari sana. Pesan ibuku, "wong tua iki seneng nek anak-anake podo rukun, masalah donya iku wis dijatah ora iso dioyok, nek rukun iku iso diusahani." Orang tua itu senang kalau anak-anak pada rukun, soal dunia sudaha ada jatahnya, tidak boleh direbut, kalau rukun bisa diusahakan". Doakan anak-anakmu ini ya Buk, agar senantiasa rukun kapan pun dan di mana pun. Aamiin😊🙇‍♀️

Komentar

  1. Pak rojakkk di-gws-i bu dwi ni lo... Dibaca a

    BalasHapus
  2. Balasan
    1. iya benar Pak, terima kasih masukannya🙇‍♀️

      Hapus
  3. Dapat pelajaran untuk bersyukur juga ya bu dwi

    BalasHapus
    Balasan
    1. Yupz sepakat Bu Mila, bersyukur atas semuanya😊

      Hapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Menebus Rindu

Dari Tunggal Kembali Manunggal (Hikayat 1001 Malam)

Letting Go: Perasaan dan Kemampuan Menjual