Sekali Merengkuh Dayung, Dua Tiga Pulau Terlampaui

Sekali merengkuh dayung, dua tiga pulau terlampaui. Itulah peribahasa yang kurasa cukup tepat untuk menggambarkan aktivitas kita saat ke Semarang. Alhamdulillah kita bisa menjemput Bu Capri sekaligus cap cus untuk belajar ke SIS, Singapore International School.

Seperti instruksi dari Pak Arifin, pagi itu aku tiba di titik kumpul pemberangkatan, hotel Safin, pukul 05.10 WIB. Di sana mobil sewaan sudah siap dan Pak Hartono kemudian menyusul Pak Sigit juga sudah datang. Sekitar satu jam kemudian dari estimasi waktu janjian kita, maka perjalanan ke Semarang pun dimulai. 

Rute yang ditempuh menuju Semarang agak berbeda karena ada titik-titik banjir yang kita hindari. Meski begitu, alhamdulillah kita sudah berada di bandara sebelum Bu Capri landing. Ternyata sudah hampir 2 bulan kita tidak bersua dan belajar langsung dari beliau. Tentu wajar jika kita semua ikut menjemput beliau yang dilanjutkan dengan perjalanan ke SIS.

Saat di SIS kita melihat berbagai ruangan kelas maupun penunjang lainnya yang rata-rata dinding-dindingnya berbicara. Apakah itu dengan banner maupun hiasan-hiasan. Di setiap ruangan pasti ada tulisan value dari SIS. Selain itu, SIS memberikan ruang apresiasi pada siswa dengan memajang karya-karya mereka di spot-spot yang bisa diakses oleh umum, misal di dinding kelas bagian luar. Tidak hanya itu, silsilah antara pengurus OSIS dengan alumninya juga diberikan tempat yang cukup strategis dan spesial. Foto-foto mereka terpasang dengan apik dan elegen di dinding area umum.



Ada banyak ruangan penunjang yang kita masuki saat di SIS seperti hall room, perpustakaan, laboratorium, persiapan alat-alat lab, lapangan outdoor, kantin, ruang guru. Dan tempat berkumpul kita setelah melihat-lihat yakni di ruangan sebelah perpus dengan jamuan yang sudah disiapkan SIS. Sesi tanya jawab pun dimulai. Dari penjelasan pihak SIS, rata-rata guru yang mengajar adalah WNA. Maklum SIS punya standard dengan kurikulum Cambridge. Penanaman nilai-nilai SIS dilakukan dengan salah satunya melalui hoomrome atau wali kelas. Ada juga yang melalui assembly bersama sepekan sekali. 

Setelah dirasa cukup, kita pamit untuk melanjutkan perjalanan pulang. Seperti biasa Bu Capri selalu memberi buah tangan buku karya beliau untuk sekolah-sekolah yang dikunjungi. Seperti di Yanbu saat kita training bersama, beliau juga memberikan buku kurikulum ngumpet dan satu buku beliau yang lain ke SIS. Dan ada jepretan foto bersama lagi untuk kenang-kenangan kita sebelum melangkahkan kaki keluar dari SIS untuk melanjutkan perjalanan ke SMK PGRI 2 Kudus.








Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Menebus Rindu

Dari Tunggal Kembali Manunggal (Hikayat 1001 Malam)

Letting Go: Perasaan dan Kemampuan Menjual