Perempuan di Titik Nol (FIRDAUS)

Nawal El Saadawi seorang dokter dari bangsa Mesir dan juga sebagai penulis novel yang berjudul Perempuan di Titik Nol. Novel tersebut ditulis Nawal hanya selama seminggu setelah mendengarkan penuturan dari seorang tahanan perempuan bernama Firdaus. Nawal harus beberapa kali ke penjara karena semula Firdaus menolak untuk menemuinya. Penolakan itu membawa Nawal pada perasaan ketika ia sedang jatuh cinta pada pria yang tidak membalas cintanya. Hingga pada suatu waktu saat Nawal sudah di dalam mobil yang berniat untuk meninggalkan penjara tiba-tiba seorang sipir terengah-engah sembari berteriak dan berkata, “Firdaus, Dokter! Firdaus ingin bertemu dengan Anda!”. Itu adalah hari terakhir bagi Firdaus di dunia ini yang sedang menunggu pelaksanaan hukuman matinya pukul enam malam.

Firdaus menceritakan kisah hidupnya yang dimulai dengan masa kecilnya di desa bersama keluarganya. Ayah Firdaus, seorang petani miskin, yang tidak dapat membaca maupun menulis dan sedikit pegetahuannya dalam kehidupan. Ibu Firdaus melarangnya ke ladang dan menyuruhnya untuk menyelesaikan semua pekerjaan rumah, membersihkan kotoran ternak dan mengambil air dengan kendi tembikar dari tempat yang jauh. Pernah suatu ketika dia sedang bermain bersama teman lelaki sebaya yang bernama Muhammadain di ladang. Muhammadain menyuruhnya tiduran di atas tumpukan jerami dan menyingkap bajunya. Mereka bermain “pengantin perempuan dan pengantin laki-laki” Dari bagian tertentu tubuh Firdaus, timbul perasaan nikmat yang luar biasa yang pernah ia rasakan sebelumnya. Sejak saat itu ibunya melarang dia bermain ke ladang. Dan saat ibunya meninggalnya ia menggantikan tugas ibunya untuk membasuh kaki ayahnya. Beberapa saat kemudian ayahnya menikah lagi yang membuatnya harus tinggal bersama ibu tiri, sauadar laki-laki, saudara peremepuan yang banyak. Tiap tahun saudara amaupun saudari dari Firdaus meninggal yang kemudian menyusul ayah dan ibu tirinya juga meninggal yang membawanya kepada nasib sabagai seorang yang hidup sebatang kara. 

Firdaus juga memiliki seorang paman yang kuliah di Al Azhar, Kairo. Pamannya saat pulang ke rumah ternyata sering melakukan perbuatan yang dilakukan Muhammadain kepada Firdaus. Dan Firdaus hanya tutup mulut sembari mempertanyakan pada diri tentang kenikmatan yang pernah dirasakan dahulu tetapi tidak dapat dia rasakan lagi. Saat Firdaus sudah sebatang kara, paman Firdaus membawanya ke Kairo untuk tinggal bersamanya. Saat tinggal berdua, dia melakukan hal tersebut lebih sering kepada Firdaus yang masih kecil.   Saat lulus sekolah dasar, pamamnya mengajak nonton bisokop dan berjalan-jalan seolah-olah seperti sepasang kekasih yang sedang berkencan tetapi Firdaus yang masih kecil tidak memahami apa itu kencan. Setelah lulus dari Kairo, pamannya menikah dengan putri gurunya di Al Azhar.Sejak saat itu pamannya memasukkan Firdaus ke sekolah yang berasrama putri.

Selama di asrama Firdaus sering ngobrol sebbelum tidur dengan teman sekamarnya bernama Wafeya. Pada suatu malam, Wafeya bertanya kepada Firdaus apakah dia pernah jatuh cinta dan Firdaus menjawab tidak. Wafeya lalu menjawab bahwa hal itu aneh karena ia melihat wajah Firdaus seperti orang yang sedang jatuh cinta. Selama di asrama Firdaus tidak pernah dijenguk paman dan bahkan di acara wisuda saat Firdaus menjadi lulusan terbaik pamannya juga tidak datang. Paman Firdaus menjemputnya dan membawanya pulang ke rumah yang juga sudah ditinggali istri dan anak-anaknya.

Istri pamanny amenyarankan dia untuk menikahi seorang lelaki tua bernama Syekh Mahmoud yang kikir dan mempunyai penyakit bisul bernanah di wajahnya. Firdaus dinikahkan pada usia 19 tahun. Selama pernikahan Firdaus mengalami KDRT yang membuat dia untuk mengambil keputusan meninggalkan rumah suaminya. Saat di jalanan di kelaparan yang diketemukan oleh Bayoumi seorang lelaki yang bekerja di warung kopi. Saat tinggal bersama Bayoumi, dia mengalami hal yang pernah dilakukan paman kepada Firdaus. Bukan hanya Bayoumi yang menikamti tubuh Firdaus tetapi tetapi juga teman-teman Bayoumi. Ada tentangga yang kasihan kepada Firadus dan membantunya untuk keluar dari rumah Bayoumi.

Firdaus kembali lagi ke jalanan dan dia berjalan sampai di sekitar Sungai Nil. Di sana dia diketemukan oleh Sharifa Salah el Dine yang merupakan seorang germo. Dia mengajak Firdaus tinggal di flat yang mewah dan memperkerjakan dia suntuk melayani laki-laki yang menjadi pelanggannya. Ada salah satu laki-laki pelanggan ynag ingin menikahi Firdaus yang bernama Fawzi tetapi Sharifa melarangnya dan malah mereka berdua melakukan permainan cinta di sebelah kamar Firdaus. Dengan menggunakan baju tidur yang tipis dan terawang dia mengambil tas ynag berisi ijazahnya lalu keluar dari rumah Sharifa. Firadus kembali ke jalanan.

Saat di jalanan dia ketemukan seorang polisi yang menawari dia untuk tidak menangkapnya tetapi meminta dia untuk ikut bersamanya ke suatu tempat dengan janji dia akan membayarnya. Sesampai di suatu tempat dan Firdaus melayaninya ternyata polisi tersebut tidak membawa uang. Firdaus ditinggal sendirian dan dia meninggalkan tempat tersebut tanpa arah. Saat di jalanan ada mobil yang menawari dia untuk ikut dan Firdaus menerimanya setelah tawar menawar tentang bayaran yang akan dia dapat. Adegan pun dimulai dan dia benar mendapatkan bayaran sebesar 10 pound yang tidak pernah dia terima sebelumnya. Dari pengalaman itu, Firdaus akhirnya paham bahwa ia dapat memilih dengan lelaki mana dia melakukan hal itu dengan tawar menawar harga. Mulai saat itulah ia lepas dari Sharifa yang memiliki usaha sendiri. Dia menikmati kekayaan harta melimpah dan memiliki flat.

Pernah ada pelanggannya yang bernama Di’aa yang suka berbincang-bincang terlebih  dahulu sebelum memulai permainan bersama Firdaus. Di’aa adalah seorang wartawan , penulis atau semacam itu. Dari obrolan dengan Di’aa dia memilih untuk berhenti sebagai pelacur dan mencari pekerjaan. Dia terima di sebuah perusahaan sebagai karyawati rendahan tetapi dia disana secara baru dilahirkan dengan rutinitas yang sangat berbeda dari sebelumnya. Selama tiga bekerja tidak ada kenaikan gaji. Di perusahaan itu juga dia bertemu dengan Ibrahim seorang lelaki revolusioner yang sama-sama memperjuangkan hak-hak karyawan. Firdaus jatuh cinta ke pada Ibrahim hingga suatu malam ia menyerahkan semua kepada Ibrahim dan membuka semua masa lalunya. Beberapa hari setelah itu, Firdaus mendapatkan kabar kabar Ibrahim sudah bertunangan dengan anak pemilik perusahaan. Dunia baru Firrdaus runtuh dan dia memilih untuk kembali menjadi pelacur. Saat menjadi pelacur lagi, Ibrahim juga pernah datang kepadanya untuk menikmati tubuh Firdaus sekalipun Ibrahim sudah menikah.   

Pada suatu malam dia didatangi Marzouk, lelaki germo yang meminta Firdaus untuk tunduk dan membayar upeti kepadanya. Firdaus menolak tetapi Marzouk memaksa. Selain itu Marzouk juga menikmati tubuh Firdaus, hanya saja di akhir permainan di atas ranjang, Firdaus membunuh Marzouk dengan pisau. Lalu Firdus keluar flat meninggalkan Marzouk yang tergelatak tak bernyawa. Saat di jalanan dia tawari seorang laki-laki yang ternyata seorang pangeran pada masa itu. Firdaus menerima tumpangan dan melayani lelaki tersebut tetapi merobek-robek uang yang diberikan kepada Firdaus sembari berkata bahwa “aku seorang pembunuh”. Dan akhirnya pangeran ketakutan dan percaya bahwa Firadus adalah seorang pembunuh. Lalu datang polisi memborgol Firdaus, memasukkan ke penjara dan mendapatkan putusan dengan hukuman mati. Firdaus memilih untuk menerima hukuman tersebut daripada menuliskan permintaan grasi kepada penguasa. Dan itu adalah jalan satu-satunya bagi Firdaus untuk menuju kebenaran sejati.

Empat tahun kemudian setelah kematina Firdaus, Nawal el Saadawi juga menjadi penghuni penjara itu. Di dimasukkna penjaga sebagai tahanan politik penguasa saat itu. Dan dia merasakan kehadiran Firdaus dalam penjara tersebut. Selesai.

       

 

 

 

 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tabur Tuai : Oneness

Note from PKKS

Membuka Blokir