Dari Tunggal Kembali Manunggal (Hikayat 1001 Malam)

Aku telah melintasi seribu malam terjebak di ribuan kegelapan kosong. Tak nampak  isi karena aku menutup mata mengkafirkan diri sendiri. Di dalam gelap apalagi di luar hitam menggulita meski di dalam berapi dan di luar berkobar-kobar arang abu di mana-mana. 

Baru di malam 1001, kunang-kunang datang merindu bersuluh api dalam kalbu, memadu kasih tanpa belenggu. Aku melihatmu cahaya setelah usai 1000 malam, setelah lepas 1000 hampa untuk paham 1 nyala dalam hikayat 1001 malam.

Engkau adalah satu yang melintasi dualitas hampa. Oh kosong yang melompong. Untuk kembali kepadamu yang satu. Hikayat 1001 malam dari isi kembali ke isi, melintasi kosong demi kosong, maya demi maya, dari tunggal kembali manunggal.

Hikayat 1001 malam. Kita semua pemeran hikayat 1001 malam yang berjalan di tengah kegelapan, tidak bisa melihat kekhilafan masa lalu, hakikat masa kini dan harapan masa depan. Tidak bisa melihat hakikat suka duka kehidupan yang sepanjang waktu dihadirkan silih berganti. 

Gelap terasa di luar oleh gelapnya ketidaktahuan di dalam. Di luar api pertikaian berkobar-kobar karena di dalam api kemarahan terus membara.Neraka yang gelap gulita dengan api yang berkobar-kobar itu sungguh ada. Sebab api hanya menebar panasnya, lupa membagi cahayanya.

Sedangkan hikayat 1001 sudah berkata kita datang dari yang satu melintasi dualitas kekosongan, berwajah kosong untuk kembali berakhir pada satu. Dari tunggal menuju manunggal dengan melintasi kosong yang terbaca sebagai O.... O... desah kepahaman pada hakikat suka dan duka serta segala dualitas jasmani rohani lainnya.

Pujalah bulan bintang di kubah langit pada perjalanan 1000 malam karena hanya sumber cahaya jadi penuntun di kegelapan. Begitulah gema adzan berkumandang di setiap sandya akan membawa kegelapan. Sandya atau senja adalah saat turunnya kewaspadaan dan kesadaran. Itulah saat untuk segera sholat, bangkit berdiri menegakkan ingatan pada cahayanya dalam gema-gema suara keheningan. 

Senja adalah masa persiapan bangkit menatap cahaya di balik kegelapan langit. Senja yang menuakan usia, senja yang menurunkan masa kegemilangan cahaya kesuksesan dunia. Hikayat 1001 malam, cerita kita melintasi dualitas-dualitas, maya material dan spiritual untuk kembali kepada Sang Hyang Tunggal, dimana kita semua berasal.

 Sumber : https://www.youtube.com/live/P4dDZhmeqcE?si=hCk2jhx4hvPa_ClZ

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Menebus Rindu

Letting Go: Perasaan dan Kemampuan Menjual