Menebus Rindu

Hampir delapan bulan berlalu tanpa bimbingan Bu Capri. Serasa ada yang missing dalam mengarungi hari-hariku saat menginjakkan kaki di planet mars itu. Gak ada lagi foto-foto pembelajaran yang buat deg-degan tentang komen apa yang di dapat dari beliau.  Gak ada lagi deadline blog tiap pekan yang berisi 3-2-1 tentang program-program yang dijalankan di sekolah. Sungguh rindu yang berkecamuk atas semua itu. Namun perlahan-lahan aku tepis dengan tugas baruku di kesiswaan, lomba-lomba, OSIS plus baca buku the highest effective school, oleh-oleh dari studi banding ke Jakarta. Semoga bisa diterapkan ya, not just to read, but must take action.

Kembali ke rasa rindu yang berkecamuk itu. Dan ternyata alhamdulillah di bulan Ramadhan yang penuh berkah ini rinduku tertebus. Dapat bersua lagi dengan Bu Capri plus Pak Esa, Bu Devi dan Mbak Ira putri Bu Devi. Sungguh pertemuan yang unpredictable karena kondisi semesta yang kurang bersahabat karena ada si Komo lewat di mana-mana alias banjir.

Setiap pertemuan dengan beliau pasti ada banyak oleh-oleh cerita, pembelajaran dan tentunya makan-makan. Omah kuno atau Roaster yang dipilih untuk pertemuan semalam. Kalau soal menu jangan ditanya, Bu Capri sungguh loyal plus seleranya bikin semua jadi lahap apalagi ditambah kita bertemu saat buka. Terima kasih banyak Bu Capri dan Pak Esa atas jamuannya, maaf kami yang didatangi jauh-jauh malah tidak menjamu. Lemah teles, Gusti Allah ingkang bales.

Lanjut ke oleh-oleh cerita dan pembelajaran ya. Cerita berkesan tentang bagaimana keyakinan beliau yakni selalu memberikan yang terbaik pasti Allah akan menempatkan kita ditempat yang sesuai. Entah saat menggenggam keyakinan itu pasti akan ada tantangan dan kita perlu membuktikan alias "kuat-kuatan" alias teguh pendirian. Lalu ada hal yang bisa dicontoh dari core value yang Bu Capri angkat saat sekarang menjadi konsultan sekolah di Batam, yakni SIENA (service, integrity, empowerment, nuture, adaptive) dan itu selalu didengungkan setiap hari ke para guru di sana. Beliau juga cerita tentang acara di Solo, Madiun, umroh yang berbeda, arti nama-nama anak beliau. Terus tentang kemesraan Bu Capri dan Pak Esa juga terekam dalam pertemuan tadi malam.  Bagaimana Pak Esa dengan enteng mengambilkan oleh-oleh bumbu pecel atas permintaan Bu Capri lalu dibagi-bagikan kepada kami. Dan saat Pak Esa dapat kopi yang kurang panas, Bu Capri dengan sigap meminta pelayan untuk mengganti. So Sweeet pokoknya kalau ketemu Bu Capri dan Pak Esa❤️

Sekali lagi terima kasih banyak Bu Capri dan Pak Esa, semoga langgeng dunia akhirat, berkah melimpah rezekinya, berbuah keridhaanNya atas semua aktivitas yang dijalani dan penuh kebahagiaan dimanapun dan kapan pun. Kali lain semoga kita bersua kembali nggih. Aaaaammmmmiiiiinnnnnn 🙏🙏🙏








Komentar

  1. Wah diceritakan sesuai dengan kenyataan… Ditunggu buku karya bu Dwi ttg The Diary of Pati Teacher!

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Dari Tunggal Kembali Manunggal (Hikayat 1001 Malam)

Letting Go: Perasaan dan Kemampuan Menjual