Harap Tenang, Ada Ujian

Hidup yang bernilai adalah hidup yang diuji, begitu sepenggal qoute  dari Socrates yang pernah aku dengar saat ngaji di MJS. Dalam konteks ini bukan berarti kita menantang untuk selalu mendapatkan ujian dalam hidup, lebih tepatnya yakni senantiasa merefleksikan diri atas apa yang telah dipelajari, dialami dan dihayati dalam setiap detik-detik yang dijalani. Dengan merefleksikan diri maka secara perlahan-lahan kita akan mampu mengakui dan menerima kelebihan dan kekurangan yang kemudian diharapkan akan ada pembenahan dan perbaikan sehingga level kehidupan kita bisa meningkat.

Seperti halnya yang dialami oleh murid-murid sekolah yang sekarang sedang menempuh asesment akhir semester kali ini yang membuatku jadi merefleksikan diri. Aku lihat mereka ada yang dengan tenang menyelesaikan soal-soal, ada pula yang mencari-cari kesempatan untuk tengok sana-sini, bahkan ada pula yang hanya termenung lalu tidur membiarkan lembar jawab kosong melompong. Tanpa mengurangi reduksi akan heterogennya jenis manusia dalam menghadapi ujian, maka tiga gambaran kondisi para murid tersebut juga tercermin dalam kondisi hidup manusia dalam menghadapi masalah sehari -hari. 

Murid yang tenang menggambarkan manusia yang siap dengan perbekalan yang sudah dimatangkan sebelum ujian itu datang. Murid yang tengak-tengok bagaikan manusia yang berada dalam persimpangan yang mungkin hal ini dialami karena masih setengah hati dalam mempersiapkan ujian yang pasti akan dihadapi. Terakhir, murid yang membiarkan lembar jawabnya kosong menunjukkan adanya keengganan bahkan tidak menganggap penting akan ujian itu dan tentunya jika hal itu direfleksikan dalam kehidupan sehari-hari maka ia akan tetapi berada level kehidupan yang sama alias tidak naik level. 

Lalu dari ilustrasi di atas, semua berharap untuk menjadi murid yang tenang yang digambarkan sebagai manusia yang siap dalam menghadapi semua masalah hidup. Ketenangan dan kesiapan yang mengiringi ujian pastinya akan menaikkan level kehidupan kita. Keep calm and always ready guys😊🙏

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Menebus Rindu

Dari Tunggal Kembali Manunggal (Hikayat 1001 Malam)

Letting Go: Perasaan dan Kemampuan Menjual