Akhir Pekan

Ada yang menulis tentang milad SPSS, ada pula yang menulis tentang tugas blog siswa, ada juga yang menulis tentang MC. So, kali ini aku tulis dari perspektif yang lain agar dapat melengkapi teman-teman ya. Perspektifku tentang akhir pekan kita yang memang itu pertama kalinya saya singgah ke sana.

Rencana awal ingin kutuntaskan tugas-tugas sambil mengamati aktivitas teman-teman dan menyimak obrolan. Dan ternyata semesta kurang mendukungku dengan berbagai faktisitas. Kita memilih tempat yang lebih kondusif tapi tidak ada colokkan listrik yang akhirnya saat laptopku kritis tak dapat kulanjutkan recanaku.

Memang tidak ada yang spesial untuk tempat maupun menu yang ditawarkan. Hanya saja permainan kita dengan konsekuensinya yang terlihat biasa ternyata terespon gaduh oleh mereka. Permainan yang juga baru kulakukan sepanjang hidup ini.

Kusampaikan di sini ya, bahwa aku tak mudah untuk memupuk rasa setelah kuselami planet mars berpenghuni kaum adam itu. Saat panggilan tersebut harus kukirim karena kekalahanku dalam permainan kita dan disusul dengan chat-chat mereka membuat aku tersadar  bahwa logikaku harus lebih bisa diandalkan daripada hati nuraniku. Tak perlu ambil pusing atau pakai hati kalau berhadapan dengan mereka.

Dari aktivitas akhir pekan kita kali ini maka aku bisa belajar bahwa sekalipun hati nurani yang menjadi raja dalam langkah allogaritme hidupku, terkadang panglima logika juga perlu dilatih. Hati nurani sebagai raja yang lembut akan terlindungi dengan panglima logika yang semakin kokoh dengan latihan itu. Terima kasih teman-teman, panglima logikaku terlatih dengan akhir pekan kita dan terlintas dalam ideku untuk memfollow up hal itu.

Salah satu follow up dari latihan panglima logikaku antara lain aku membuka lagi penelitian-penelitian sains tentang otak yang berkaitan dengan kelahiran makhluk yang bernama cinta dan nafsu. Sampai saat ini para ilmuwan sains masih percaya bahwa ada hormon-hormon di otak bagian thalamus tepatnya di kelenjar putuitari yang kemudian menuju jantung akan memicu munculnya cinta. Hormon-hormon tersebut antara lain oksitosin, dopamin, serotonin dan endorfin. Hanya saja hormon tersebut akan bertahan selama 4 tahun so perlu diproduksi kembali hormon tersebut dengan tips membangun cinta seperti yang pernah kutulis di prasasti kecilku. 

Untuk nafsu, para ilmuwan sains belum dapat menguak secara pasti seperti cinta. Domain nafsu mungkin kali lain dapat kita pelajari dari para sufi, pertapa, biksu maupun psikolog. Hanya saja, kali ini untuk tulisan di prasasti kecilku, kita melihat perbedaan dari kedua hal tersebut dari  tanda-tandanya.

Tanda-tanda apa saja yang membedakan antara cinta atau nafsu? Berikut ulasan tentang hal tersebut. Untuk cinta dapat kita lihat dari hal-hal seperti ini: Merasakan kenyamanan saat diajak ngobrol; kadang ada kangen terhadap sikap dan kata-katanya; jika bersama, ingin membuat dia betah; terbayang akan tingkah dan raut wajahnya; cemburu jika dia akrab dengan yang lain; sering memperhatikan dia dari kejauhan. 

Sedangkan tanda-tanda untuk nafsu antara lain: langsung merasa suka saat melihat kesexy-an atau kejantanannya; kangen terus karena belum puas melihat tubuhnya yang sexy atau gagah; ketika bertemu ingin selalu menyentuhnya; sering berkhayal melakukan hal-hal negatif bersamanya bahkan terbawa mimpi melakukan hubungan sex dengannya; melamun memikirkan tubuhnya yang menyegarkan mata; saat ada yang lain berpakaian minim atau tampan langsung teringat seandainya dia yang berpakaian sexy atau maco; cemburu saat dia dekat yang lain tetapi langsung lenyap cemburu itu jika ada seseorang yang lain yang lebih manis atau tampan melintas di depan mata.

Yupz, sekian cerita akhir pekan kita yang berbuah dengan refleksi latihan panglima logikaku dan follow up-nya. Semoga bermanfaat🙇‍♀️


Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Menebus Rindu

Dari Tunggal Kembali Manunggal (Hikayat 1001 Malam)

Letting Go: Perasaan dan Kemampuan Menjual