Kreasi Sains

Kreasi dalam pembelajaran Sains yang diabadikan dalam prasasti kecilku kali ini dimulai dari kelas 11 IPA mapel Fisika. Terlihat pada gambar di bawah ini ada jepitan jemuran yang tergantung pada tali rafia dan digunakan untuk menjepit kertas buffalo. Kertas bufallo tersebut berfungsi sebagai media untuk soal dan menuliskan jawaban akhir siswa setelah mendapatkan soal dari hasil lemparan dadu. Secara bergiliran siswa melempar dadu dan mendapatkan urutan untuk menyelesaikan soal. Sebelumnya masing-masing siswa dibekali dengan spidol dan kertas mika sebagai tempat corat-coret hitungan. 


Gambar selanjutnya, salah satu siswa kelas XII-IPA sedang menerangkan ke teman-teman. Metode yang digunakan yakni bermain peran atau roll playing menjadi seorang guru. Media yang digunakan pun sederhana seperti papan tulis dan spidol.  Papan yang digunakan memang cukup kecil karena menyesuaikan tempat belajar yang dipakai yakni di gazebo taman sekolah. 


Gambar ke tiga adalah metode yang rata-rata semua kelas yang saya ampu sudah melakukannya. Yupz, metode permainan ular tangga untuk kelas XI - IPA mapel Kimia. Aturan permainannya sama seperti ular tangga pada umumnya. Hanya saja saat siswa menempati kotak yang berisi pertanyaan maka dia wajib menjawab pertanyaan yang saya buat, bukan pertanyaan anak- anak TK yang tertera di banner ular tangga. 

Untuk gambar di bawah ini saya ambil saat para siswa mendapatkan kesempatan membawa HP sebagai hadiah mereka saat anniversari SPSS. Hal ini dikarenakan belum ada gambar pekan ini untuk kelas X-Red dan jadwal untuk IPA baru besok Rabu serta Jumat. Media phet colorado sudah familiar bagi para penggiat media sains. Media tersebut booming sejak covid melanda yang mengharuskan pembelajaran jarak jauh. Dan ternyata meskipun sekarang covid mulai mereda, media tersebut tetap dapat fungsional terutama untuk praktikum virtual pada materi poliatomik. Para siswa menyusun berbagai model-model atom poliatomik dengan menggunakan berbagai alternatif unsur yang sudah disediakan dalam aplikasi phet tersebut. Hal yang paling menguntungkan bagi kita saat mengoperasikan aplikasi tersebut tidak harus instal terlebih dahulu. Jadi saya sebagai guru mengirimkan link lalu siswa tinggal menyelesaikan praktikum virtual dari link tersebut.

Selanjutnya, kelas X-Blue pada materi global warming. Media yang digunakan berupa video pendek yang berisi opini dan prediksi apa yang akan terjadi di tahun 2050 jika kita tidak peduli terhadap lingkungan. Setelah itu guru memantik siswa dengan beberapa pertanyaan yang goalnya mereka dapat membuat minp map tentang video tersebut yang dikaitkan dengan global warming. Mind map tersebut dikerjakan secara berkelompok pada kertas manila yang berukuran cukup besar. Masing-masing kelompok terdiri atas lima siswa.


Terakhir tentang gambar aktivitas science club setiap Sabtu setelah proyek penguatan profil pelajar Pancasila. Ini merupakan kreasi sains yang paling menantang dan mengenyangkan. Why? Menantang karena mereka pernah membuat percobaan yang benar-benar di luar dugaan seperti mencampur soda kue, sabun cuci piring, cuka, pemutih lalu dimasuki api dan terakhir ditutup dengan tabung reaksi hingga menghasilkan asap yang membuat batuk. Benar-benar harus waspada saat mereka bereksperimen. 



Mengenyangkan karena sering kali peminat ekskul ini mengajak untuk membuat kreasi makanan atau minuman sembari kita mengidentifikasi kandungan nutrisi dan proses pembuatannya. Dari es krim, telur asin, salad buah, rujak hingga bola-bola bertabur coklat sudah pernah kita praktikkan proses pembuatannya. Dia awal-awal memang saya harus modal terlebih dahulu. Alhamdulillah lama kelamaan para peminat science club berkenan iuran untuk membeli bahan-bahan yang kita perlukan. Kadang ada celetukan, ini science club atau cooking club ya. Apa pun itu yang pasti mereka enjoy dan selalu saya kaitkan dengan konsep-konsep science.  

Apa yang menarik bagi pembaca tentang paparan kreasi sains di atas? Silakan komen ya😊🙇‍♀️


Komentar

  1. Semoga dengan kreasi sains, menjadi sesuatu yg abstrak bisa mudah dipahami disiswa

    BalasHapus
  2. Waktu bermain peran itu semua siswa mendapatkan kesempatan atau gimana buk? Ditunjukkah? Atau sukarela?

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Menebus Rindu

Dari Tunggal Kembali Manunggal (Hikayat 1001 Malam)

Letting Go: Perasaan dan Kemampuan Menjual