Kali ini saya menyampaikan proses kita untuk membuat video review novel dengan menggunakan aplikasi bandicamp. Awalnya saya cukup lumayan kesulitan karena laptop yang saya pakai cukup lemot. Ditambah lagi saat mencoba pertama kali mengoperasikan aplikasi tersebut ternyata hasil rekaman vidoe saya terpisah antara gambar dan suaranya. Saat itu saya mencobanya di hari Sabtu yang merupakan hari singkat kita di sekolah karena setelah makan siang kita sudah boleh pulang. Di keesokkan harinya, saya mencoba lagi untuk membuat video dengan meminjam laptop kakak saya,Mbak Indri yang masih baru. Maklum beliau dapat investasi dari sekolah karena peran sebagai wakakur jadi sering dibawa pulang laptopnya. Dengan laptop yang lebih canggih alhamdulillah proses pembuatan video lancar sih tetapi ada gangguan yang lain lagi. Apa itu? Tetangga ada yang mengadakan walimahan dengan suara lagu dangdut yang sungguh sangat keras sampai masuk ke dalam rekaman saya. Sampai akhirnya saya menunggu waktu yang tepat untuk membuat video itu di pagi hari. Dan jadilah video review tentang Dunia Sophie yang sudah saya tulis juga di Prasasti Kecilku beberapa hari yang lalu. Berikut hasil rekaman video review novel tersebut:
Hasil video review novel kita di hari Selasa ditonton bersama dan diberi penilaian. Saya pribadi tidak mengajukan diri untuk memutar video review novel saya karena ingin belajar menilai novel-novel teman-teman. Dan di bawah ini adalah hasil penilaian saya untuk penampilan video novel teman-teman yang berkesempatan untuk ditayangkan. Berdasarkan hasil penilaian di atas dan sedikit penjelasan dari Bu Capri, saya termasuk dalam outlayer saat menilai Bu Ima karena saya menilai beliau lebih dibanding nilai yang diberikan teman-teman yang lain. Teman-teman yang lain rata-rata menilai di atas 70 dan saya menilaia beliau 88 melebihi nilai yang saya berikan untuk Pak Hartono. Bisa jadi mungkin karena saya suka dengan novel yang beliau bawakan karena ada unsur-unsur filosofisnya. Lalu untuk outlayer lainnya yang saya alami yakni di Pak Macfudz dan Pak Rozak. Rata-rata teman-teman menilai beliau-beliau dengan nilai sekitar 60 ke atas dan saya menilainya 74 untuk Pak Macfudz dan 79 untuk Pak Rozak. Lagi-lagi saya pun mulai menilisik diri saya pribadi mengapa memberikan nilai sebesar itu.
Untuk detailnya teman-teman bisa melihat di foto, tetapi untuk hasil penelisikan saya mengapa menilai lebih daripada yang diberikan teman-teman mungkin karena Pak Macfudz dan Pak Rozak sudah memberikan yang terbaik menurut versi mereka di saat-saat yang kritis. Terbukti bahwa Pak Rozak dan Pak Macfudz tetap mengirim video di saat yang mepet dan tetap mau menyampaikan pemaparan. Hal ini berbeda dengan saya yang malah ingin melihat pemaparan teman-teman. Dari sisi itu maka saya menilai cukup tinggi ya, tidak dengan nilai sekitar 60 tetapi malah 70 lebih. Selain itu, saya juga menilai ada sedikit perbaikan dari PPT Pak Rozak darpada saat pemaparan tanpa video. Di awal dulu saya menilai beliau 77 dan sekarang naik jadi 79. Hanya saya meski saya bisa menelisik dan memberikan alasan-alasan tentang bagaimana saya bisa menjadi outlayer alias berbeda dalam rentang penilaian yang teman-teman berikan, saya berarti masih harus terus berproses dan belajar untuk menilai yang sesuai dengan kriteria. Alhamdulillah dalam menilai video Pak Hartono dan Pak Bayu, saya masih termasuk dalam rentang teman-teman alias tidak termasuk outlayer.
Terakhir tentang youtube alhamdulillah saya sudah memiliki channel sebelumnya. Channel itu saya buat sejak mengikuti berbagai pelatihan baik dari DIDAMBA P4TK IPA maupun dari Kemendikbud. Sebenarnya adik saya, si Wahyu juga menyarankan saya untuk membuat channel tentang Fisika hanya saja saya masih belum ada prioritas untuk itu karena prioritas saya saat ini masih fokus menyimak channel youtube MJS sembari relaksasi dan bermuhasabah. Oleh karena itu, saya pun jarang menawarkan ke orang lain untuk menjadi subcriber. Tetapi tidak tahu juga mengapa sudah ada satu subcriber sebelum saya publikasikan ke teman-teman dan Bu Capri di sore ini setelah zoom. Dan sejak sore ini saya harus mensubcribe youtube teman-teman dan begitu pula sebaliknya dalam rangka upload dan penilaian video review novel yang telah dibaca. Terima kasih teman-teman dan Bu Capri sudah berkenan saling subcribe, komen dan like. Harapannya dengan subcribe dan komen ke youtube teman-teman, saya bisa berlatih untuk menilai lebih objektif tentang konten-konten yang teman-teman uploud. Selain itu saya juga akan membuka-buka channel-channel yang lain untuk membuka sudut pandang saya terhadap dunia maya sehingga tidak hanya MJS yang dibuka dengan begitu saya akan melatih diri untuk mengidentifikasi konten dan menilainya. Selamat berproses untuk menilai wahai diri ini. ๐๐♀️
Catatan ini aku tuangkan dalam prasasti kecilku sebagai cara dan langkah belajarku. Ikhtiar ini tentunya akan menjadi jalanku untuk lebih mudah memahami hukum semesta yang pertama. Dan menjadi langkah kecilku untuk mempraktikkannya meski terkadang masih terjerembab di aku 3 dan aku 4, hanya saja tidak ada kata putus asa untuk dapat kembali ke aku 2 dan aku 1. Pasti bisa, Bissmillah๐๐ Tidak seperti nilai raport yang ada batas kelulusan untuk mendapatkan balasan, tetapi semesta akan membalas sekecil apapun itu. Setitik kebaikan akan dibalas, setitik keburukan akan dibalas. Kebaikan akan dibalas berlipat, keburukan dibalas setimpal. Semua berjalan sesuai sistem semesta saat kita di level aku 4 (fisik) dan aku 3 (jiwa yang berupa pikiran, perasaan, memori, imajinasi), sedangkan dibalik semua itu (aku 2= ruh atau hati nurani dan aku 1= the source) ada kasih sayang Allah. Jadi bahkan dari selintas pikiran dan perasaan pun sudah ada balasannya. Setiap saat kita diberi pilihan unt...
Ada tiga pesan besar yang menjadi highline bagiku dari acara PKKS SMA hari ini yakni : 1. Jika ingin hidup tenang maka nikmatilah proses, bukan protes. Tips yang bisa kita lakukan saat otak amigdala mulai aktif dengan merasa kurang nikmat akan proses sehingga muncul di pikran untuk protes, ambil jeda sesaat dengan menyadari hembusan nafas dan mengamati pikiran yang muncul. Jika diperlukan agar otak tidak dominan maka disarankan untuk memejamkan mata. 2. Teladan lebih powerfull daripada 1000 perkataan. Ini menjadi bukti bahwa bahasa tubuh selalu memberikan pancaran energi yang lebih berpengaruh. Jika dikaitkan dengan kurikulum yang senantiasa berubah, saya pribadi selalu menekankan pada diri sendiri, apapun kurikulumnya yang utama adalah karakter guru yang hal itu menjadi kurikulum ngumpet dalam setiap pribadi. 3. Jika yang lelah fisik, obat yang tepat adalah dengan tidur. Jika yang lelah pikir maka obatnya adalah piknik. So, penuhilah hak tubuh kita dengan senantiasa c...
Blok 1 Merasa Tidak Layak : Berusaha membuktikan pada dunia , emosi getaran rendah, berjuang merasa cukup baik Unblok merasa tidak layak :alhamdulillah layak, cukup dan sempurna, tidak perlu membuktikan pada siapa pun, jadilah prioritas untuk selalu merasa cukup, baik dan sempurna. Blok 2 Serba Terbatas atau Kurang, merasa tidak cukup untuk dibagikan : victim mentality Unblok : ingat hidup di dunia berkelimpahan, lihat semua di level energi dan kita menarik energi, menggunakan kesuksesan orang lain sebagai inspirasi, ada lebih dari cukup untuk dibagikan ke semua orang Blok 3 Membandingkan diri dg orang lain : dasarnya adalah kecemburuan, rasa tidak aman dan kemarahan Unblok: Act As If : menggunakan perbandingan untuk kebaikan dengan mendukungnya dengan energi getaran tinggi, mencerminkan kembali kepada kita apa yang siap kita terima, ikut merayakan pencapaian untuk menginspirasi optimisme, harapan positif Blok 4 Menempatkan Hasil Sebelum Perasaan :Perlu mendapatkan ses...
Keep learning!
BalasHapusBisa pakai chrome book buk ehehe
BalasHapusThx nilainya bu
BalasHapus