Kamis Bersama Bu Capri

Mengunjungi SMK PGRI 2 Kudus yang kedua kalinya. Itulah salah satu agenda kita bersama bersama  Bu Capri di hari Kamis pekan ini. Jika saat pertama kali kita ke sana untuk studi banding dalam perihal sarpras, maka kunjungan yang kedua ini dalam rangka belajar bersama para guru-guru di sana dengan Bu Capri sebagai pembicara. Belajar tentang bagaimana membentuk karakter siswa di era kurikulum merdeka. 

Di awal sesi kita diminta Bu Capri untuk senantiasa memikirkan dan memancarkan aura positif pada sekitar. Beliau melatih kita untul mengucapkan kata-kata seperti "terima kasih" atau pun pujian yang tulus  pada sesama rekan kerja yang sudah dikenal. Untuk yang belum dikenal maka kita diwajibkan berkenalan dengan menanyakan nama, nomor HP dan mapel yang diampu. Dari sesi ini saya ingin menerapkannya di kehidupan sehari-hari seperti minimal berterima kasih pada Allah, diri sendiri dan keluarga saat  mata ini terbuka setelah terbangun dari tidur. Lalu untuk networking atau jaringan maka saya mulai menyimoan dan menghubungi nomor Bu Ambar yang merupakan guru IPA dari SMK PGRI 2 Kudus sebagai pembuka komunikasi di WA.

Sesi selanjutnya Bu Capri menggunakan slide go untuk jajak pendapat tentang karakter apa yang diinginkan oleh para pendidik. Pastinya rata-rata menjawab dengan  value atau nilai-nilai universal seperti kejujuran, kedisiplinan, tanggung jawab dan sebagainya. Tentu nilai-nilai tersebut akan sangat mudah dipikirkan atau pun diucapkan. Nah sebagai pengantar kita dilatih untuk menguak apakah selama ini kita sudah mendidik karakter atau hanya mentrasfer pengetahuan? Dengan menggunakan metode role play kita diminta Bu Capri untuk berkelompok dan mempraktikkan aktivitas KBM. Dari dua kelompok yang berkesempatan praktik maju ke depan kita semua pastinya sudah dapat instropeksi diri bahwa selama ini kita belum fokus salam mendidik karakter. Rata-rata dari kita lebih menekankan aspek pengetahuan dan keterampilan yang dirasa lebih mudah terlihat hasilnya dalam waktu dekat. Padahal karekter yang mungkin perlu proses yang lumayan panjang itu lebih utama dibutuhkan sebagai bekal kehidupan para siswa sebagai manusia. Dan karakter utama yang dibutuhkan manusia adalah karakter untuk terus menjadi pribadi pembelajar sepanjang hayat. 

Dalam pembentukan karakter pada mulanya perlu diajari seperti diberi contoh yang kemudian dibiasakan lalu diberi penguatan dan konsekuensi serta dilakukam secara konsiten. Untuk melakukan proses tersebut agar benar-benar menjadi kebiasaan tentu sangat membutuhkan kesabaran dan keteguhan. Dengan begitu maka ada harapan kebiasaan yang diajarkan akan terinternalisasi menjadi sebuah karakter yang akhirnya  membudaya. 

Jika melihat beragam kasus atau pun permasalahan yang ada di dunia pendidikan maka semua pihak patut disalahkan. Hanya saja perihal salah mempersalahkan iti bukanlah suatu solusi yang tepat. Atau bahkan akan menjadi beban jika kita terlalu menuntut pihak-pihak di luar diri kita untuk berbenah. Tips yang Bu Capri berikan seperti yang pernah saya dengar dari Darut Tauhid yakni 3M yang merupakan kepanjangan dari mulai dari diri sendiri, mulai dari langkah yang kecil dan mulai dari saat ini.  Seperti yang ditanyakan oleh Bu Okta salah satu guru SMK PGRI 2 Kudus, "Bagaimana agar siswa terbiasa membuang sampah pada tempatnya?" maka jawabanya adalah mulailah dari diri kita sebagai guru untuk menjadi teladan dalam membuang sampah yang mencerminkan karakter respect kita pada lingkungan. Di akhir sesi ada reflesksi dari Bu Dewi dan Pak Danang yang secara garis besar sangat mengapresiasi atas ilmu yang disampaikan Bu Capri.

Pukul 16.00 WIB kita pamit dari SMK PGRI 2 Kudus dan melanjutkan perjalanan mengantar Bu Capri ke rumah Bu Devi, teman beliau saat SMP. Kesan pertama bertemu Bu Devi beliau adalah tuan rumah yang ramah dan murah senyum. Setelah dari rumah beliau kita diajak menikmati menu KFC dan sempat ngobrol ringan. Dari cerita Bu Devi yang mulanya hidup di Jakarta lalu kuliah di Surabaya dan sekarang tinggal di Kudus, saya dapat belajar bahwa begitulah hidup seperti kata beliau. Tak tahu ditempat mana takdir kita akan berlabuh dan yang pasti kita harus tetap mau menjalaninya. Terima kasih Bu Capri dan Bu Devi atas traktiran dan inspirasinya. Semoga persahabatan beliau-beliau langgeng di dunia-akherat dan kelak berkumpul di jannahNya. Aamiin ya Allah😊🙇‍♀️




Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Menebus Rindu

Dari Tunggal Kembali Manunggal (Hikayat 1001 Malam)

Letting Go: Perasaan dan Kemampuan Menjual