Ihwal Sesat Pikir dan Cacat Logika

Kuasai dunia dengan ilmu, jalannya adalah belajar, senjatanya adalah menulis, kekuatannya berasal dari membaca. Maka, Iqra', bacalah!

____Fahruddin Faiz____


Manusia adalah binatang yang berakal budi. Di antara penciri khas yang membedakan manusia dengan semua makhluk-Nya yang lain adalah kemampuan berpikir atau menanggapi kehidupan dengan akal budi yang dimilikinya. Kehilangan kemampuan akal budi ini, akan memerosotkan status manusia ke level binatang, karena pendayagunaan akal merupakan petanda bagi status kemanusiaannya.

Barang siapa yang ingin belajar berpikir runtut, jernih dan dapat dipahami, logika adalah kunci. Berpikir dengan tertib, jernih dan dapat dipahami adalah dasar pondasi kehidupan di muka bumi. Semakin canggih kemampuan berpikir tertib, jernih dan dapat dipahami akan membuat manusia semakin berdaya dalam mengelola kehidupannya, menjalankan kewajiban kemanusiaan serta menunaikan amanat sebagai khalifah Tuhan di dunia. Di sisi lain, alam semesta dan kehidupan ini begitu beragam, senantiasa berubah dan berkembang, sehingga cara-cara berpikir yang hanya biasa akan mengalami kesulitan dalam menjangkau alam semesta serta kehidupan ini. Di sinilah pentingnya setiap orang mengkaji dan mengasah kemampuan berpikirnya, termasuk titik-titik yang memungkinkan kekeliruan atau ketersesatan saat menggunakan akal pikiran tersebut.

Berikut aneka ragam bias dan dan ketersesatan dalam berpikir yang sering muncul dalam keseharian kita:

❌False Dilemma:
Adalah kesalahan berpikir yang terjadi dengan menawarkan dua pilihan, padahal sebenarnya ada lebih banyak pilihan yang bisa ditawarkan. False dilemma juga sering disebut argumen hitam putih atau dikotomi palsu.
⭕ Contoh:
Karena engkau tidak mau memakinya, berarti engkau termasuk pendukungnya.
✅Menyikapinya:
Kalau seseorang menawari kita hitam atau putih, gelap atau teraang dan sejenisnya, jangan terburu fokus pada dua pilihan tersebut. Cari dan galilah kembali kemungkinan-kemungkinan yang lain yang dapat dijadikan opsi alternatif. Bisa jadi tidak mau memaki karena punya prinsip untuk menjaga lisan, jadi bukan berarti termasuk pendukungnya. 

❌Argentum ad Populum:
Adalah kesalahan berpikir yang terjadi ketika satu proporsi dianggap benar karena sebagian besar orang menganggapnya benar. Kesalahan ini kadang-kadang dilakukan ketika mencoba untuk meyakinkan orang bahwa pikiran sangat populer dan mapan adalah benar.
⭕Contoh:
Dalam rapat, diambil keputusan dengan suara mayoritas, sehingga mereka akan selalu membuat keputusan yang benar.
✅ Menyikapi:
Harus dingat bahwa tidak selalu apa yang dianggap benar oleh sebagian besar orang itu memang benar sebelum ada bukti yang kuat mendukung mereka.

❌Style Over Subtance:
Adalah kesalahan berpikir yang terjadi ketika seseorang menyimpulkan satu kebenaran dengan menyebutkan kondisi atau perilaku orang lain yang menyampaikan sebagai dasarnya. Kesalahan ini terjadi saat seseorang mempersalahkan cara penyampaian argumentasi, tetapu melupakan isi argumentasi itu sendiri.
⭕ Contoh:
Mengapa engkau tidak mau menerima usul dari anak muda yang sangat sopan itu?
✅Menyikapi:
Untuk menyikapi kesalahan berpikir ini, tunjukkanlah bahwa kesimpulan benar atau salahnya suatu argumen itu tidak tergantung pada bagaimana pernyataan atau argumen itu disampaikan, meskipun cara menyampaikan juga seringkali berpengaruh dalam memberikan kesan dan pemahaman. Pertama-tama perhatian harusnya diberikan pada isi argumen itu sendiri. Kemampuan menyampaikan atau kesopanan dalam penyampaian memang penting, namun semua itu hanyalah media, yang lebih penting adalah isi dan argumen yang dimaksud.

Barang kali cukup tiga hal di atas yang ditunangkan dalam prasasti kecilku kali ini. Misal ada yang tertarik untuk mempelajarinya lebih lengkap, teman-teman dapat membaca langsung dari buku tersebut atau buku-buku lainnya yang sejenis tentang cognitive bias dan logical falacy. Semoga dengan belajar tentang hal ini kita semakin kuat dalam menghadapi berbagai hantaman aneka ragam bentuk berita, petuah, provokasi, teori dan juga caci maki, entah tentang apa pun dan dari siapa pun itu. Berharap daya tahan dan kesehatan-mental serta spiritual kita semakin tangguh. Aamiin ya Allah😊🙇‍♀️


Komentar

  1. Sangat keren sekali,
    Wah bisa berbagi ilmu tuh bu dwi menerangkan logical falacy di sekolah yang selalu disebut2 di sekolah. Pasti berguna untuk semua

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Menebus Rindu

Dari Tunggal Kembali Manunggal (Hikayat 1001 Malam)

Letting Go: Perasaan dan Kemampuan Menjual