Falsafah Yin Yang

Setiap hal dalam hidup ini  memiliki dua sisi yang saling berbeda, saling melengkapi, saling bergantung serta saling mempengaruhi dan bahkan saling memuat atau saling mengandung. Falsafah Yin Yang secara umum adalah hukum yang ada di balik alam semesta dan sifatnya berpasangan. Yin berkonotasi pasif sedangkan Yang berkonotasi aktif. 

Hidup menjadi lengkap, komplit dan dinamis karena adanya dialektika Yin dan Yang. Pasif bertemu dengan aktif sehingga menjadi berimbang. Jika hanya aktif saja, orang akan kelelahan. Apablia pasif saja, tidak akan lahir apa pun dan hidup tidak akan berkembang. Dengan memahami konsep Yin Yang kita dapat menjalani hidup dengan cara yang cerdas. Kita dapat mengerti kapan harus pasif, kapan harus aktif, kapan harus mengedepankan feminitas atau kapan kita memerlukan maskulinitas. 

Dalam hidup selalu ada pasangan-pasangan, selalu ada dinamika yang lahir dari hubungan antara pasangan. Hitam dan putih. Baik dan buruk. Negatif dan positif. Dua-duanya hal yang kontras. Akan tetapi dua-duanya saling mengandalkan, saling melengkapi, saling mengadakan kutub sebelahnya dan saling mempengaruhi keadaan masing-masing. Ilustrasi mudahnya, bila tidak ada sifat buruk otomatis sifat baik tidak ada. 

Kelanjutan dari mengikuti dialektika hukum alam Yin Yang yakni dengan cara memahami dan menjalani hidup secara alami atau Wu-Wei. Manifestasi Yin Yang dalam kehidupan sehari-hari dengan pola Wu-Wei yang mengalir bersama alam adalah hidup dengan beberapa prinsip dasar. Prinsip-prinsip tersebut antara lain hidup secara seimbang (balance), memberi porsi hidup secara adil (justice), menyikapi ritme hidup dengan luwes ( flexibility), membuka diri untuk berdialektika dengan sekeliling secara terbuka (openness) dan mampu menikmati hidup dengan kegembiraan ( joyous).

Ada berbagai kebijaksanaan hidup yang dapat kita temukan dari penerjemahan Yin Yang. Berikut beberapa hal di antara kebijaksanaan itu:

  • Dalam kebenaran ada setitik kesalahan dan dalam kesalahan ada setitik kebenaran.
  • Jalankan segala sesuatu secara pas dan alamiah sekalipun itu kebaikan karena kebaikan yang berlebih akan berbuah keburukan. Sisi buruknya ada pada aspek overdosis, bukan pada aspek kebaikannya.
  • Siapa yang memberi maka ia akan menerima.
  • Di balik musibah terdapat karunia.
  • Pujian membuat terlena dan celaan membuat waspada.
  • Orang yang paling engkau cintai adalah orang yang mungkin jiga memberikan sakit yang paling dalam.
  • Kebebasan sejati terletak pada pengetahuan dan batas.
  • Sesuatu yang dominan, maka kebalikannya juga akan tumbuh.
  • Semakin besar harapan maka semakin besar ketakutan.
  • Dunia adalah ladang akhirat dan akhirat adalah kendali dunia.
  • Semakin banyak ilmu, semakin tidak tahu apa-apa.
  • Penemuan kebenaran terkadang menjadi awal dari tragedi kemanusiaan.
  • Kesempurnaan manusia terletak pada kerelaannya menerima ketidaksempurnaan.
  • Di balik kemenangan ada beban dan di balik kekalahan ada kebebasan.
  • Kebahagiaan lahir saat kita tidak lagi menginginkan kebahagiaan.
  • Untuk menghindari rasa sakit, banyak orang merasakan sakit.
  • Semakin kita mengontrol dengan ketat, situasinya akan semakin kacau.
Prinsip Yin Yang juga dapat disambungkan dengan kebijaksanaan nusantara seperti kebijaksanaan dalam falsafah jawa. Misalnya,  sugih tanpo bondo, digdoyo tanpo aji, ngluruk tanpo bolo, menang tanpo ngasorake yang artinya kaya tanpa harta benda, sakti tanpa kekuatan, berjuang tanpa masa dan menang tanpa merendahkan. Ada juga prinsip wani ngalah luhur wekasane. Orang yang mengalah akan naik derajatnya dan menjadi mulia. Prinsip lain dari Sunan Kalijaga, ngeli ananging ora keli. Ikut arus tetapi tidak hanyut. Atau ada prinsip yang populer sekali, ngono yo ngono ning ojo ngono, begitu ya begitu tetapi jangan begitu.

Terakhir terdapat ayat yang mungkin relevan dengan prinsip Yin Yang. Ada di Q. S. Al Baqarah (2) :216, Wa 'asa an takrahu syai'aw wa huwa khairul lakum, wa 'asa an tuhibbu syai'aw wa huwa syarul lakum. Artinya, "Dan boleh jadi kamu tidak menyenangi sesuatu padahal itu baik bagimu dan boleh jadi kamu menyukai sesuatu padahal itu tidak baik bagimu." So, yuk belajar melihat dari berbagai sisi karena dalam hitam ada putih dan dalam putih ada hitam. Keep learning😊🙇‍♀️

Sumber : MJS Chanel Ngaji Filsafat




Komentar

Postingan populer dari blog ini

Menebus Rindu

Dari Tunggal Kembali Manunggal (Hikayat 1001 Malam)

Letting Go: Perasaan dan Kemampuan Menjual