Postingan

Menampilkan postingan dari Juni, 2023

Sacrifices

Gambar
  Pengorbanan menjadi hal yang dialami oleh setiap individu.  Dan kutulis blog ini saat hari raya idul qurban dimana keteladanan yang diajarkan Nabi Ibrahim sungguh sangat perlu diamalkan sesuai dengan level kita masing-masing. Saat kita berada dalam posisi sebagai seorang pembelajar maka sudah selayaknya kita mengorbankan waktu, tenaga dan pikiran di jalan ilmu. Sebagai seorang anak maka seyogyanya kita mendarmakan bakti kita untuk kedua pintu surga yakni kedua orang tua. 

Keep Learning

Gambar
Tuliasan kali ini belum melanjutkan ulasan yang berjudul "Kembali Pada Diri". Judul "Keep Learning" ditulis bukan hanya sebagai jargon yang sering diucapkan. Lebih tepatnya kutulis judul tersebut setelah menemani ibuk bertemu suaminya Dokter Lisa. Pasti yang rumahnya sekitar Pati kota tahu siapa beliau ya.  Pesan beliau tak ada yang general dalam hal pemakaian behel atau gigi palsu atau apapun yang dipasang di mulut. Semua bersifat kasuistik dan kuncinya adalah kemauan untuk belajar bagi masing-masing individu sebagai pemakai alat-alat tersebut. Karena tidak dapat dipungkiri bahwa secanggih apapun ciptaan manusia pasti tidak akan menandingi ciptaan Allah yang sudah pas bagi makhlukNya. Dan saat memakai alat bantu yang notabene tiruan maka perlu penyesuaian-penyesuaian yang semua itu tergantung pada niat apakah mau belajar atau tidak. Jadi semakin mantap bahwa manusia itu akan tetap berada pada level kemanusiaan jika memiliki hasrat belajar.  Sebaliknya saat sudah ma

Kembali pada Diri

Gambar
Ada berbagai pesan yang diobrolkan dengan beliau saat beberapa hari yang lalu di sana. Berbagai pesan tersebut sedikit banyak sudah masuk ke dalam alam bawah sadarku yang insyaAllah akan muncul ketika hal-hal tersebut dibutuhkan untuk disampaikan. Hanya saja kali ini saya rasa sangat perlu untuk mengulas pesan beliau bahwa "kembali pada diri".  Dan pesan tersebut sesuai dengan nilai yang dianut selama ini yakni segala sesuatu atau apapun yang terjadi itu tak akan ada yang sia-sia. Akan tetapi, terkadang kita belum mampu mengambil pesan apa yang akan kembali pada diri kita atas kejadian-kejadian yang ada sehingga terlihat sesuatu hal yang sepele itu sia-sia atau bahkan sesuatu hal yang terkesan tidak menyenangkan itu akan membawa keburukan. Padahal terkadang hanya diri saja yang belum naik level untuk mengais mutiara dari pesan yang ada atas kejadian-kejadian yang dialami. Agar lebih mudah dimengerti kita pakai analogi atau perumpamaan seperti anak kecil yang baru mau belajar

Terwujud

Gambar
"Persiapan merupakan 50% dari keberhasilan, selebihnya takdir semesta yang akan menuntun kita." ---CA---  Foto-foto di atas diambil saat trip to Jakarta. Dan qoute dari Bu Capri tentang persiapan pas banget dengan plan trip to Jakarta yang sudah kita lakukan sejak sekitar 6 bulan yang lalu. Alhamdulillah  dengan menabung secara rutin setiap bulan maka terkumpul biaya untuk ke sana dan terwujudlah kunjungan balasan ke rumah Bu Capri yang sungguh sangat berkesan. Kami berangkat sore dari Pati dan tiba di subuh hari yang kemudian dilanjutkan dengan pencarian alamat rumah Bu Capri. Saat tiba di rumah beliau kami di sambut Pak Esa, suami Bu Capri. Beliau membukakan gerbang rumah yang sekaligus ternyata gerbang sekolah alam.  Terwujudlah kebersamaan kita tanpa ada pressure dan target ini itu setelah persiapan sekitar 6 bulan dilakukan.  Kita serasa lebih cair dan akrab apalagi dilengkapi dengan jamuan spesial dan bertempat tinggal di rumah Bu Capri yang hommy bernuansa vila. Tentu

Janji

Gambar
Cerita dimulai dari kedatangan tamu agung yang tidak agung. Sebuah pondok yang nun jauh dari hiruk pikuk kota mendapatkan kesempatan untuk menjamu tokoh politik tersebut dengan penuh meriah meskipun sebenarnya pemimpin pondok itu, Buya, pada mulanya kurang begitu berkenan menerima kedatangan tamu tersebut. Keengganan Buya didengar oleh tiga santrinya yakni Baso, Kaharuddin dan Hasan. Mereka bertiga menyebut gengnya dengan "Tiga Sekawan" dan sering membuat ulah juga onar. Kali ini mereka menuangkan garam ke dalam teko teh yang disajikan untuk tokoh politik tersebut beserta rombongannya. Tak satu pun orang yang tahu tentang hal itu. Bahkan mereka yang meminumnya pun tak berani bergumam atau memuntahkan teh tersebut karena saat meminumnya mereka sedang dishoot kamera para wartawan dan berada di depan ulama  yang termashyur seantero negeri yaitu Buya. Sampai suatu ketika Buya menyadari yakni teko yang disajikan untuk para tamu dirubung jenis semut yang berbeda dengan teko-teko ya

Cakra Manggilingan

Gambar
Salah satu tema falsafah hidup dari bumi Nusantara yang populer di kalangan masyarakat Jawa adalah Cakra Manggilingan. Istilah "cakra manggilingan" merupakan sebuah kombinasi dari dua kata yakni "cokro" atau cakra yang merupakan sebutan untuk senjata yang berbentuk lempengan bulat bergerigi dan tajam seperti senjata yang dipakai tokoh wayang Ratu Dwarawati yaitu Sri Bathara Kresna dan "manggilingan" berarti menggelinding atau berputar. Cakra manggilingan menggambarkan falsafah hidup yang berhubungan dengan siklus kehidupan atau perputaran masa, baik dalam skala mikro maupun makro, juga peralihan nasib manusia dan dinamika situasi zaman.  Pergantian hidup manusia secara mikro misalnya hidup kita terkadang merasa senang dan terkadang merasa susah, terkadang sukses dan terkadang gagal. Semua itu berputar, seperti roda menggelinding. Pergantian nasib manusia secara makro maksudnya berkaitan dengan dinamika zaman yang pada umumnya berlangsung dinamis, terus ber