Postingan

Folklore Yin Yang

Setelah baca tulisan "SENYUMIN" yang mungkin penanya ingin menyampaikan pesan yang ditujukan untukku agar lebih fleksibel, ditambah dengan diskusi saat jamuan makan siang tadi plus saran dari salah satu kawan agar diri ini lebih sedikit lentur maka kucoba kembali mendengarkan rekaman Folklore Yin Yang sambil kuabadikan dalam prasasti ini. Ada dua orang sahabatnya namanya Yin dan Yang. Mereka dikenal sebagai orang yang pandai, berbudi luhur, berjiwa besar, penuh dengan kasih sayang. Hanya saja mereka memiliki pemahaman yang berbeda terhadap ajaran Taoisme. Mereka ini secara teratur saling berdiskusi, mencari mana pemahaman agama yang paling benar. Namun, perdebatan tak kunjung usai. Masing-masing kukuh dengan pandangan dan prinsip mereka sendiri. Akhirnya tercetus kata-kata Yin : " Ah seandainya engkau adalah aku, tentu akan bisa memahami apa yang ingin kusampaikan." Yang juga menjawab : " Aku juga berpikir begitu. Tapi bagaimana kita bisa bertukar diri?" A...

Ikatan DNA-RNA

Pasti setiap insan punya kesan tersendiri untuk seseorang yang memberikan warisan DNA-RNA. Warisan tersebut diperoleh melalui kesuksesan "sang juara" yang telah bersaing dengan bermilyar-milyar pesaing lainnya untuk menembus mahkota. Terlepas dari kesan baik atau buruk, alangkah selayaknya setiap insan penerus warisan DNA-RNA senantiasa menyadari bahwa keberadaan kita di sini dan saat ini tidak terjadi serta merta. Ada ikatan dengan DNA-RNA masa lalu yang kemudian akan diwariskan lagi ke generasi selanjutnya. Sekalipun kosmologi DNA-RNA sudah berpindah ruang maka ikatan itu akan tetap terjaga. Terpampang jelas tetes air mata siang tadi mengisyaratkan pesan bahwa DNA-RNA itu masih terhubung. Bahkan tutur tentang kisah sepanjang malam yang dilaluinya membuktikan tentang ruang dan waktu tidak akan dapat memisahkan keterikatan DNA-RNA yang ada. InsyaAllah ketenangan DNA-RNA yang terdahulu mampu tergapai melalui lantunan munajat dari pewarisnya. So, benang merah dari semua itu yak...

2 S - 1

Rangkuman dari belajar bersama dengan tema "Menjaga Kewarasan" kali ini aku beri judul 2S - 1. S yang pertama yakni self love yang akan mengantarkan kita menuju puncak S selanjutnya yang berupa self less. Dengan begitu akan ada pengurangan atau pengikisan terhadap satu jebakan ketidakwarasan antara lain selfish. Srategi untuk self love yang perlu dilakukan adalah: ♡MEMAAFKAN Misal dengan melupakan kesalahan masa lalu. Lalu bertanya pada diri sendiri, apa yang tidak bisa aku maafkan? Jika kita memiliki jawabannya kita akan tahu apa yang menahan kita dalam penjaga kebencian dan ketakutan ♡JADILAH TERBAIK UNTUK DIRI SENDIRI ♡AMBIL KEMBALI ATAS DIRI KITA ♡BERTINDAK BERDASARKAN KEBUTUHAN BUKAN KEINGINAN ♡KOMITMEN MENCINTAI DAN MEMPERBAIKI DIRI ♡PERHATIKAN PERASAAN DIRI ♡BERSYUKUR TIAP SAAT ♡KELILINGI DIRI DENGAN ORANG SUPORTIF DAN PEDULI ♡SELF REWARD ♡AFFIRMATIF--POSITIVE SELF TALK *Besok ya penjelasan dan lanjutannya

Wanita Penghulu Surga

Ku tulis ini untuk mengenang shiroh yang ku terima saat di ma'had dan dalam rangka menasehati diri pribadi. Mungkin untuk kaum adam pembagian karakteristik keluhuran budi ada di para sahabat terdekat Rasulullah yakni Abu Bakar ash Shiddiq, Umar Bin Khattab, Usman bin Affan dan Ali bin Abi Thalib. Dan untuk kaum hawa juga tidak ketinggalan, ada 4 wanita penghulu surga yang patut diteladani, diambil ibrah dan hikmah dari kisah hidup beliau-beliau. Pertama, Khadijah binti Khuwailid istri pertama Rasulullah yang sampai membuat Aisyah binti Abu Bakar terbakar cemburu. Hanya Khadijah yang dianugerahi keturunan dan cukup Khadijah yang menenangkan Rasulullah saat menerima wahyu pertama. Begitu penuh dan tulus cinta Khadijah pada lelaki yang secara umur biologis memang di bawah beliau. Namun secara umur kematangan Rasulullah mampu membimbing Khadijah menjadi istri yang tak tergantikan cintanya dari yang lain sehingga di antara istri-istri Rasulullah hanya Khadijah yang menjadi wanita penghu...

Ego Pribadi Vs Kebersamaan

Di waktu itu, 16 Agustus 1945, para golongan muda mendesak Soekarno-Hatta untuk memproklamasikan kemerdekaan. Sampai akhirnya beliau berdua diculik dan alhamdulillah kemerdekaan pun terlaksana lebih cepat daripada rencana yang diusulkan Jepang. Dengan begitu, moment kemerdekaan bangsa ini pada tanggal 17 Agustus 1945 bukanlah pemberian dari penjajah tetapi memang benar-benar jerih payah para pejuang bangsa. Itulah sekelumit kisah tanggal 16-17 Agustus 1945.   Setelah 77 tahun dari tanggal tersebut, kami para generasi penerus di SPSS alhamdulillah juga mengalami moment yang serupa tapi tak sama. Kalau di waktu itu, 77 tahun yang lalu, memproklamasikan kemerdekaan dari penjajah, maka 77 tahun kemudian, kami yang di SPSS mengalami moment proklamasi kemerdekaan dari keegoisan. Mengapa begitu? Pasalnya di hari-hari itu kita tetap mengutamakan aktivitas kebersamaan dibandingkan berlibur atau  tinggal di rumah bercengkrama dengan keluarga tercinta. Tanggal 16 Agustus kami prepar...

Standing Love

Lebih baik bangun cinta Daripada jatuh cinta Jatuh itu sakit Bangun itu semangat Lebih baik bangun cinta Daripada jatuh cinta Meski tak mudah Namun cinta Jadi punya tujuan Begitulah lirik lagu 3 Composer Bemby Noor,  Tengku Shafick, dan Mario Kacang yang berjudul Bangun Cinta atau Standing Love. Sebelum lebih jauh kita mengupas tentang hal ini, sebaiknya kita bersepakat lebih dahulu bahwa dimensi cinta tidak hanya pada ranah rasa. Ada dimensi lain yang justru dapat melengkapi ranah rasa dan diharapkan dapat membantu kita untuk membangun cinta. Dimensi itu antara lain ketuhanan, kemanusiaan, relation, influential dan hal-hal yang positif. Selanjutnya kita juga perlu mengenali apa saja tanda-tanda adanya cinta. Sejauh pengalaman hidup dan wawasan yang kuserap, tanda-tanda adanya cinta adalah kagum, penuh perhatian, senang, mau berkorban, punya harapan, ada takut dan diiringi dengan kepatuhan. Dari tanda-tanda itu kita bisa memilah dan memilih kapan cinta itu dalam kondisi "jatuh...

Rahasia Safar

Salah satu tips dari Sahabat Umar Bin Khattab untuk mengenal seseorang yakni bersafar dengannya alias bepergian minimal seharian penuh. Mengapa? Karena saat bersafar kita dapat mengungkap jati diri seseorang yang mungkin ditutupi saat bermukim. Dan selama safar mungkin akan mengalami berbagai hal yang kurang menyenangkan. Misal rasa lelah, lapar dan kejutan-kejutan yang lain. Sekalipun tujuan safar misal untuk rekreasi atau healing atau ngebolang atau apapun itu dengan niat untuk bersenang-senang pasti dalam perjalanan itu sedikit banyak ada moment yang di luar rencana. Di situlah kita bisa mengamati, mempelajari, merasakan hubungan muamalah kita dengan seseorang. Bagaimana responnya? Apa kebiasaan saat di jalan? Kapan mulai lapar dan kantuknya? Di mana buang sampahnya? Mengapa tertarik ke sana? Dan pengungkapan atas hal-hal tersebut kita temukan jika memang tertarik, jeli dan cermat. Seperti Sabtu kemarin ketika kita melalui hari bersama-sama sejak pagi sampai malam dengan beberapa ag...