Postingan

Menampilkan postingan dari Juni, 2022

Bermainlah

All the world’s a stage, all the men and women merely players. They have their exits and their entrances. And one man in his time plays many parts. Dunia ini panggung sandiwara, semua perempuan dan laki-laki memainkan perannya. Mereka harus masuk dan keluar panggung. Dan setiap orang memainkan banyak peran. ----Shakespeare dalam As You Like It---- Dalam fase hidup kita ada ada dua bentuk permainan yakni permainan tak terbatas (infinite game) dan permainan terbatas (finite game). Orang yang memainkan permainan infinite game akan bermain untuk bisa tetap bermain. Ia bermain untuk jangka panjang dengan aturan permainan yang terus berubah. Mereka yang menganut model permainan tak terbatas berkembang secara bertahap. Tidak rakus. Kadang menang, kadang mereka kalah. Tidak pusing dengan ranking. Tidak pusing dengan siapa yang nomor satu. Fokus utamanya terus berkembang lebih baik dari sebelumnya. Saingan utamanya adalah diri sendiri. Di sisi lain, di dalam permainan finite game , orang be

Cinderella

Cinderella pun tiba Dengan kereta kencana Sepatu kaca hiasi kakinya Semua mata terpana Akan kedatangannya Pangeran pun jatuh cinta padanya Begitulah reff lirik lagu dari grup band Raja. Tidak hanya diabadikan dengan lagu, kisah Cinderella pun sangat melegenda dan sering diputar di stasiun televisi semasa waktu liburan sekolah dulu.  Hidup sengsara yang dialami Cinderella berubah menjadi bahagia karena cinta sang pangeran.  Dongeng ini sedikit banyak mungkin menjadi khayalan percintaan bagi para penonton yang tenggelam menikmati alur ceritanya.  Jika dilihat dari perspektif yang lain, kisah Cinderella bisa juga disebut dengan cerita orang kaya baru alias OKB. Keberlanjutan kisah Cinderella memang tidak diketahui secara pasti bagaimana gaya hidupnya setelah dipersunting oleh sang pangeran.  Hanya saja sisi materialistis OKB ini dapat menjadi sorotan tersendiri yang cukup unik untuk diulas. Tak banyak orang yang tetap teguh dengan prinsip kesederhanaan saat hidup sedang bergelimang harta.

Catatan /CINTA YANG PRODUKTIF/

Ada hal yang cukup menggelitik dan mengusik diriku saat Penilaian Akhir Semester (PAS) kemarin. Pasalnya jawaban dari beberapa lembar tentang organ hati bertuliskan "mencintai" , "cinta" dan jawaban lain yang sejenis. Padahal saat pembelajaran dan riview materi untuk persiapan PAS sudah dijelaskan dan diingatkan berulang kali bahwa organ hati berfungsi menawarkan racun dengan cara mengeluarkan cairan empedu. Tentu ini menjadi catatan tersendiri. Meski serupa tapi tak sama dengan hal di atas, kejadian itu jadi inspirasiku untuk mengais ulang mutiara terpendam tentang cinta dari Erich Fromm. /CINTA YANG PRODUKTIF/ Cinta produktif itu apa? Cinta produktif itu menggeser modus “memiliki” menjadi modus “ menjadi”.  Kalau kemarin aku mencintai sesuatu berarti itu milikku. Rata-rata cinta itu seperti itu, aku milikmu, engkau milikku. Semestinya jangan modus "memiliki". Kalau modusnya "memiliki" maka yang terjadi adalah orientasi menimbun, kita tidak be

Not Just Believe, It's TRUST

Tuhan itu tak terbatas, tanpa ruang, dan tanpa waktu Namun Dia menjadi kecil sesuai dengan pemahamanmu Namun Dia akan datang sebatas kebutuhanmu Namun kekuasanNya sebatas harapanmu Namun pembicaranNya sebatas keimananmu Mereka yang yatim, Dia menjadi ayahnya dan ibunya Mereka yang butuh saudara, Dia akan menjadi saudaranya Mereka yang putus harapan, Dia akan menjadi harapan Mereka yang tersesat, denganNya akan menemukan jalan Mereka yang berada dalam kegelapan akan mendapatkan cahayaNya Mereka yang sakit akan disembuhkanNya Tuhan akan menjadi segalanya dan bersama seluruh manusia Namun dengan syarat keyakinan, dengan syarat sucinya hati, dengan syarat sucinya ruhani Dengan syarat menjauhi perkawanan dengan kekejian Cucilah hatimu dari segala debu Cucilah pikiranmu dari segala pikir yang keliru Cucilah mulutmu dari segala kata yang tak perlu Karena Dia senantiasa menantimu dan memanggilmu disetiap lorong hening malammu ---Mulla Shadra--- (Shadr al-Din Muhammad bin Ibra

Titik Tumpu, Sandaran?

Dalam dunia fisis, titik tumpu menjadi acuan untuk menentukan jarak kuasa dan jarak beban. Semakin panjang jarak beban yang berarti semakin jauh dari titik tumpu maka keuntungan mekanis yang dihasilkan semakin kecil. Begitu pula sebaliknya. Itulah kaca mata ilmu sains yang bersifat empiris. Jika dirasionalisasikan dengan numerik pun bisa diterima secara nalar.  Misal dengan keuntungan mekanis sebesar 2 maka kuasa berupa gaya 10 newton dapat mengangkat beban 20 newton.  Rasionalisme dan empirisme dapat menerjemahkan bahasa alam yang material.  Hanya saja perlu diklarifikasi lebih lanjut, apakah cukup mengungkap alam dari sisi fisis dan numerik saja? Mari lengkapi rasional dan empiris kita dengan kedalaman rasa. Ibarat keuntungan mekanis itu kebahagiaan, beban itu amanah, dan gaya kuasa adalah ikhtiar kita, maka untuk mendapatkan kebahagiaan perlu ada ikhtiar yang kadang sebanding, lebih kecil atau bahkan lebih besar dari amanah kita. Dalam kondisi keuntungan mekanis 1 yang berarti amana

Pulang/Hujan Bulan Juni/

Selepas dari rutinitas yang hampir sepekan ini, tetes hujan pun turut mengiringi, menggugahku untuk menikmati sajak yang tercipta setelah 12 purnamaku🌕 /Hujan Bulan Juni/ tak ada yang lebih tabah dari hujan bulan Juni dirahasiakannya rintik rindunya kepada pohon berbunga itu tak ada yang lebih bijak dari hujan bulan Juni dihapusnya jejak kaki-kakinya yang ragu-ragu di jalan itu tak ada yang lebih arif dari hujan bulan Juni dibiarkannya yang tak terucapkan diserap akar pohon bunga itu (1989)         ----Sapardi Djoko Damono----

Zat & Energi

Di hari terakhir webinar IKM, ketika kita pulang bersama, ada suguhan yang benar-benar jadi pengingatku akan hadirMu. Ruh yang tak selamanya bersemayam dalam raga itu menjadi sebuah kepastian,  yang kadang tak teracuhkan karena berbagai fatamorgana. Raga yang berupa zat dan ruh yang berupa energi cukup jadi penyederhanaan bagiku untuk melukiskan pesan sore ini. Zat akan terurai menjadi berbagai partikel dalam suatu ruang seiring dengan variabel waktu. Dan energi yang berupa ruh tidak akan pernah hilang karena melanjutkan perjalanan agar bisa kembali kepada Sang Pemilik ruang dan waktu. Benarkah itu? Hanya butuh kejujuran dan kejernihan untuk mengiyakan dengan penuh kesadaran tentang segala keterbatasan dan ketidakberdayaan. Semoga zat dan energi kita senantiasa terhubung denganMu💖

Sapa Syukur

Wahai jantungku terima kasih sudah menemaniku tanpa henti, sekalipun aku terlelap engkau tetap berdegup. Duhai nafasku sungguh terlalu lama aku tak menyapamu, kini aku ingin lagi mensyukuri adamu, begitu syahdu alunan hembusanmu. Hai jari-jariku, alhamdulillah hadirmu selalu membantuku, prasasti ini pun tercipta oleh peranmu.     

Hening - Sunyi

Benih tumbuh dalam keheningan, tetapi pohon roboh dengan suara yang hebat. Kehancuran bersuara nyaring, tetapi pertumbuhan tidak. Inilah kekuatan dari kesunyian. - Confucius-

Menanti/ILMU/

Faktisitas "menanti" sedikit banyak memberi ruang kejenuhan atau kadang disebut "wasting time".  Secara nalar bisa diterima dan wajar saja kondisi tersebut.  Hanya saja saat sedang menanti sekarang, ternyata waktu ini bisa kugunakan untuk menulis. 😄✏ /ILMU/ Tetap kita niatkan belajar kita untuk meningkatkan kualitas diri lewat jalan ilmu. Betapapun situasi hidup kita jika kombinasinya dengan ilmu insyaAllah yg lahir adalah kebaikan dan keberkahan. Kalau ilmu kita kombinasikan  kekayaan kemungkinan akan lahir inovasi-inovasi karena orang berilmu yang kaya berarti dia punya modal. Ketika kaya plus ilmu bergabung lahirnya inovasi. Sebaliknya kalau kekayaan kombinasinya lawan dari ilmu, yakni kebodohan, kemungkinan lahirnya bukan inovasi-inovasi tapi kerusakan-kerusakan. Kalau ilmu kombinasi dengan kebebasan insyaAllah melahirkan kebahagiaan dan kebenaran.  Tetapi kebebasan kombinasi dengan kebodohan lahirnya "chaos" , kekacauan. Kalau ilmu kombinasi denga

Merdeka?

Trend atau apa pun itu kata "merdeka" pada zaman milenial sekarang ini sangat lekat dengan kurikulum. Konteks ini berbeda dengan zaman kolonial saat bangsa Indonesia ingin merdeka. Terlepas dari itu semua, kata "merdeka" cukup menarik perhatian jika kita mau menjelajahinya. Apakah merdeka sama dengan bebas? Kalau pun dapat disamakan dengan kata bebas, hal ini sekilas terkesan enak, nyaman dan sangat diidamkan-idamkan agar dapat bebas. Ibarat seekor burung yang terkurung dalam sangkar, maka hasrat untuk terbang dapat terpuaskan asal burung itu keluar dan bebas dari sangkar. Dengan kata lain, merdeka dalam hal ini setaraf dengan "bebas dari". Lalu, bagaimana jika burung yang lepas dari sangkar itu ternyata mengalami kesulitan untuk mendapatkan makanan? Tentu, saat masih berada di dalam sangkar burung tersebut dalam kondisi "bebas untuk" makan karena sang pemilik selalu menyediakannya. Berbeda ketika burung sudah bebas dari sangkar yang harus bersai

Terus Belajar

Untuk apa aku ada? Dari mana aku? Akan kemana aku? Pertanyaan yang senantiasa terulang-ulang dan harus direfresh sampai hembus nafas berakhir.  Teringat pesan bahwa "ilaihi rojiun" yang dapat mengantarkan kita untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan itu. Tentu, bukan hanya "lipsync" yang dibutuhkan, perlu laku yang mengejawantahkan jawaban kita.  Laku yang terseok atau pun langkah yang melejit bagai roket pasti akan kita alami. Tak perlu jumawa saat kita bisa melangit, tak usah berkecil hati atau rendah diri saat terperosok bahkan terjerembab. Semua kisah dan cerita yang kita alami sedikit banyak akan membuka pintu jawaban menuju "ilaihi rojiun", asal kita berkenan secara perlahan-lahan menerima, menyapa, mengenali, mengakrabi dan memahami setiap episode hidup kita. So long life learning is the key. Terus belajar ya...

Meeting

Kadang dua jam kita terasa lama, kadang dua jam kita begitu cepat berlalu. Ternyata kepastian waktu bisa menjelma menjadi relatif karena suasana.  Alhamdulillah di setiap pertemuan kita ada makna tersirat maupun tersurat. Terima kasih semuanya 😍

Terminal Wisuda

Bisa jadi terminal kita cukup sampai di sini, mungkin pula ada yang berlanjut tetap bertahan untuk menggapai asa dan cita. Dan acara wisuda pun semoga jadi kesan tersendiri yang tersimpan sebagai kenangan kita suatu saat nanti.   

Jeda

Jeda tidak berarti berhenti, bukan pula tidak produktif.  Jeda sedikit banyak memberikan ruang kesadaran dan kesegaran. Sudahkah ada jeda ?

Refleksi

Sederhana itu lebih mudah dimengerti. Berlatih lebih simple yuk.